REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan untuk tak maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar). Pernyataan itu sekaligus menjawab tawaran bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang ingin mengusung Sandiaga di Pilgub Jabar.
Sandiaga mengaku belum secara langsung berkomunikasi dengan PKB terkait tawaran untuk maju di Pilgub Jabar. Namun, ia mengatakan kemungkinan untuk maju di Pilgub Jabar sangat kecil. "Saya sudah menyampaikan. Karena waktunya sudah tidak memungkinkan, saya tidak ikut kontestasi," kata dia di Jakarta Concert Hall, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
Menurutnya, Jabar merupakan salah satu provinsi yang memiliki wilayah yang cukup luas. Karena itu, perlu pemahaman yang sangat dalam untuk menjadi kepala daerah di Jabar.
Sandiaga menilai, pihak yang paling berpeluang untuk menang di Jabar adalah pejawat gubernur. Pasalnya, pejawat gubernur sudah lama membina hubungan dengan masyarakat dan beraktivitas secara rutin di Jabar. "Jadi pejawat yang memiliki peluang yang lebih tinggi dan jauh lebih dimungkinkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal di Jabar," kata dia.
Sebelumnya, PKB membuka peluang untuk mengusung Sandiaga Uno sebagai calon gubernur (Cagub) Jabar. Nama Sandiaga disebut muncul dari aspirasi masyarakat dan kader PKB di Jabar.
Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid mengatakan, partainya sudah mencari sejumlah nama kader yang memiliki peluang untuk diusung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar, seperti Cucun Ahmad Syamsyurizal dan Syaiful Huda. Namun, ada aspirasi masyarakat dan juga kader agar PKB mengusung Sandiaga sebagai cagub Jabar. "Banyak reasoningnya, memang karena Pak Sandiaga juga ibunya orang Jawa Barat," kata dia di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.