Rabu 31 Jul 2024 15:31 WIB

Kronologi Korban Tempati Rumah Hingga Ditemukan Jadi Kerangka Diungkap Tetangga

Identitas kedua korban bernama Ituh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24).

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Mas Alamil Huda
Dua kerangka manusia di temukan di dalam rumah Perumahan Tani Mulya, RT 11 RW 15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: Foto M Fauzi Ridwan
Dua kerangka manusia di temukan di dalam rumah Perumahan Tani Mulya, RT 11 RW 15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Salah seorang tetangga dari dua orang korban yang ditemukan sudah menjadi kerangka manusia di sebuah rumah di RT 10 RW 15, Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat, Ai Suryati bercerita tentang perubahan sikap yang dialami korban. Identitas kedua korban diketahui bernama Ituh Indah Hayati (55 tahun) dan Elia Imanuel Putra (24 tahun).

Ai mengaku mengenal dengan korban Ituh saat yang bersangkutan tinggal di perumahan Tanimulya sejak tahun 1990-an. Ai sendiri tinggal di perumahan tersebut sejak tahun 1990-an.

Baca Juga

"Kalau kenal udah lama sebelum tahun 2000, awal-awal pindah ke sini suka ngobrol," ucap dia saat ditemui di rumahnya, Rabu (31/7/2024).

Saat anaknya Elia lahir tahun 2000, Ai mengatakan, korban Ituh sering bercerita tentang kebanggaan memiliki anak laki-laki. Namun, seiring waktu sejak tahun 2007 yang bersangkutan mulai jarang berkomunikasi dengan tetangga lainnya termasuk dirinya.

Terakhir melihat korban, Ai mengatakan pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Ia melihat korban tengah melintasi rumahnya berangkat kerja di katering yang masih berada di lingkungan perumahan.

Setelah pandemi Covid-19 berlangsung, ia mendengar jika korban tidak lagi bekerja di katering dan banyak menghabiskan waktu di rumah. Komunikasi dengan korban pun semakin jarang bahkan tidak pernah sama sekali. "Makin ke sini makin pendiam dan tertutup," kata Ai.

Ai pun mendapatkan informasi jika yang bersangkutan pindah ke Sumedang untuk bekerja di panti jompo. Hal itu diperkuat dengan rumah korban yang digembok dan sepi. Serta tidak terurus dan tidak terlihat aktivitas karena kondisi lampu mati.

"Saya biasa nyuruh orang untuk bersihin (rumput di depan rumah korban) karena suka dipakai buat tempat buang sampah," kata dia.

Ai bersama warga lainnya sempat berpikir jika korban sudah pindah ke Sumedang. Namun, saat mengetahui temuan kerangka manusia di rumah korban yang diduga Ituh dan Elia, ia bersama warga lainnya merasa kaget.

"Kaget tahunya kosong udah pindah ke Sumedang nyangka kosong karena digembok terus sepi aja," kata dia. Ai pun mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan suami korban.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement