REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Bank DKI mencatatkan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 5,41 triliun per Juni 2024. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 22,78 persen dari Rp 4,41 triliun per Juni 2023.
Direktur Utama Bank DKI Agus H Widodo mengatakan, kredit mikro periode Juni 2024 meningkat 27,99 persen menjadi Rp 3,81 triliun dari sebelumnya Rp2 ,98 triliun pada Juni 2023. Adapun kredit ritel periode Juni 2024 meningkat 11,94 persen menjadi sebesar Rp 1,60 triliun dari sebelumnya Rp 1,43 triliun pada Juni 2023.
"Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM ini mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif menjadi sebesar 10,11 persen dari total kredit dan pembiayaan Bank DKI periode Juni 2024 yang tercatat sebesar Rp 53,56 triliun," kata Agus dalam siaran pers, Rabu (31/7/2024).
Agus menyampaikan dalam strategi ekspansi kredit, perseroan memprioritaskan pada penyaluran kredit secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Pengaturan portofolio kredit yang berorientasi pada segmen UMKM, dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal.
Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang menantang, Bank DKI juga berupaya mengadaptasikan strategi serta mencari peluang baru utamanya pada sektor yang stabil dan potensial untuk meningkatkan nilai secara jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.
Terkait kredit dan pembiayaan konsumer periode Juni 2024, Bank DKI mencatatkan pertumbuhan 9,05 persen menjadi sebesar Rp 22,83 triliun. Kemudian, kredit dan pembiayaan menengah tumbuh 12,40 persen menjadi sebesar Rp 1,89 triliun.
Sedangkan kredit dan pembiayaan komersial (termasuk term loan) periode Juni 2024 tumbuh 1,48 persen menjadi sebesar Rp 23,41 triliun, seiring strategi penyaluran kredit komersial yang dilakukan secara selektif kepada perusahaan multinasional dan BUMD yang merupakan bagian dari ekosistem Bank DKI, khususnya perusahaan yang bergerak pada sektor perdagangan besar dan eceran.
Kondisi-kondisi tersebut mendorong pertumbuhan secara keseluruhan penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI per Juni 2024 mencapai sebesar Rp 53,56 triliun, meningkat 6,88 persen dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 50,11 triliun.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto menjelaskan, pendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2024 tumbuh sebesar 4,95 persen menjadi Rp 2,77 triliun. Namun di sisi lain, seiring tren peningkatan suku bunga perbankan, beban bunga Bank DKI juga mengalami peningkatan sebesar 11,53 persen menjadi sebesar Rp1,43 triliun pada Juni 2024, dari Rp 1,29 triliun di Juni 2023.
“Tren kenaikan suku bunga diantisipasi oleh Bank DKI dengan strategi manajemen likuiditas di antaranya menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi biaya dana.” jelas Romy.
Terhadap berbagai pencapaian tersebut, sampai dengan Juni 2024 kinerja bisnis Bank DKI masih dalam tren yang meningkat dengan mencatatkan peningkatan aset Bank DKI sebesar sebesar 0,34 persen menjadi Rp 82,29 triliun pada Juni 2024. Konsistensi pada prospek usaha melalui ekspansi bisnis mendorong perseroaan membukukan laba bersih yang positif sebesar Rp 338,53 miliar.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi menambahkan Bank DKI mendukung sektor UMKM sebagai wujud pengimplementasian visi dan misi perseroan, dengan turut sertanya Bank DKI sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu, Bank DKI menyediakan kemudahan akses atas pilihan produk dan layanan bagi pelaku UMKM dalam mendorong peningkatan skala bisnis melalui kredit dan pembiayaan kepemilikan tempat usaha di pasar-pasar kelolaan pemerintah daerah.