Rabu 31 Jul 2024 15:54 WIB

DIY Siapkan Modifikasi Cuaca Atasi Kekeringan

Masyarakat diminta mulai menghemat penggunaan air.

Red: Satria K Yudha
Warga mengecek kondisi air dalam sumur di Pedukuhan Klegung, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (3/10/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga mengecek kondisi air dalam sumur di Pedukuhan Klegung, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (3/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi dampak kekeringan pada musim kemarau di wilayah ini. Berdasarkan prakiraan BMKG Yogyakarta, musim kemarau di DIY bisa berlangsung dua bulan ke depan atau hingga September.

"Rencana kami kalau itu memang darurat (kekeringan) betul akan dibuat modifikasi cuaca atau hujan. Nanti kalau modifikasi kurang, bisa untuk mengajukan dana terkait dengan dropping air ke kabupaten," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana di Yogyakarta, Rabu (31/7/2024).

Mengantisipasi dampak kemarau panjang, BPBD DIY telah mengajukan surat penetapan status siaga darurat kekeringan ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Jumat (26/7). Pengajuan tersebut juga mengingat dua kabupaten di DIY, yakni Gunungkidul dan Kulon Progo telah berstatus siaga darurat hidrometeorologi.

"Menanggapi Gunungkidul dan Kulon Progo itu lalu kita mengajukan siaga darurat kekeringan. Kurang lebih tiga sampai satu minggulah itu nanti bisa diproses atau bahkan bisa sudah ada surat keputusan (SK) gubernur," kata dia.