Rabu 31 Jul 2024 16:17 WIB

Ismail Haniyeh Dibunuh Israel di Teheran, Parlemen Iran Gelar Pertemuan Darurat

Otoritas Iran sedang menyelidiki insiden pembunuhan Ismail Haniyeh.

Pertemuan Ismail Haniyeh dengan Presiden Iran terpilih Masoud Pezeshkian di Teheran, Selasa (30/7/2024).
Foto: IRNA
Pertemuan Ismail Haniyeh dengan Presiden Iran terpilih Masoud Pezeshkian di Teheran, Selasa (30/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri Iran mengonfirmasi kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dan menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Dalam sebuah pernyataan, Rabu, Juru Bicara Kemlu Iran Nasser Kanani menyampaikan belasungkawa kepada bangsa Palestina atas kematian Haniyeh.

Baca Juga

Ia menegaskan bahwa penyelidikan menyeluruh atas insiden ini sedang dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait di Iran.

"Kematian Saudara Ismail Haniyeh di Teheran akan memperkuat ikatan yang erat dan tak terpatahkan antara Republik Islam Iran dan Palestina serta gerakan perlawanan," kata Kanani.

Sementara itu, parlemen Iran mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan luar biasa setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Kantor Berita Mehr Iran, juru bicara Komisi Keamanan Nasional parlemen, Ebrahim Rezaei, mengatakan parlemen akan menggelar pertemuan tentang insiden ini dengan kehadiran semua lembaga terkait dan hasilnya akan diumumkan ke publik.

Kelompok Hamas telah mengonfirmasi kematian Haniyeh dalam "pembunuhan yang berbahaya" di Teheran.

Israel belum membuat pengumuman langsung tentang pembunuhan tersebut.

Menurut laporan, serangan itu terjadi sekitar pukul 2 pagi waktu setempat (22:30 GMT pada hari Selasa) di kediaman khusus veteran militer di utara kota.

Terbunuhnya Ismail Haniyah memicu tanda tanya, mengapa Iran tidak bisa menjaga tamu yang juga pejuang Palestina?

Abas Aslani, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, berbicara kepada Aljazirah tentang implikasi keamanan bagi Iran setelah pembunuhan kepala politik Hamas, Haniyeh, di ibu kotanya.

"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran... dan itulah sebabnya Iran entah bagaimana merasa harus menanggapi ini," kata Aslani kepada Aljazirah.

"Ini bukan berita baik bagi aparat keamanan di Teheran," kata Aslani.

"Itulah sebabnya saya pikir pembalasan atau tanggapan dari pihak Iran mungkin tak terelakkan... Namun saya belum yakin tentang kualitas [tanggapan apa pun dari Iran]," katanya.

Ia belum tahu balasan seperti apa yang akan dilakukan Iran kepada Israel. "Namun, dari perspektif keamanan, ini sangat penting bagi Iran."

Mohsen Rezaei, anggota Dewan Kebijaksanaan dan mantan panglima tertinggi IRGC, mengatakan Israel akan membayar harga yang mahal atas pembunuhan Haniyeh.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement