REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Terlepas dari guncangan yang ditimbulkannya ke penjuru dunia, kematian kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh masih penuh misteri. Israel tak langsung mengakui bahwa mereka melakukan serangan.
Media Iran melaporkan bahwa pemimpin Hamas terbunuh oleh “proyektil berpemandu udara” yang menghantam kediaman tempat dia tinggal di utara ibu kota, Teheran. Menurut laporan, serangan itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat di kediaman khusus veteran militer di utara kota.
BACA JUGA: Pemerintah Hapus Sunat Perempuan, Ini Bunyi Fatwa MUI Soal Pelarangan Khitan Perempuan
Sumber Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Almayadeen bahwa Haniyeh terbunuh oleh sebuah rudal dan ditembakkan dari luar Iran. Perbatasan terdekat ke Teheran adalah dengan Turkmenistan, sekitar 200 kilometer jauhnya, dan Azerbaijan, sekitar 300 kilometer.
Namun, Channel 12 Israel kemudian melaporkan bahwa para pejabat Iran sampai pada kesimpulan bahwa proyektil tersebut sebenarnya ditembakkan dari dalam perbatasan negaranya. Menurut laporan yang sama, yang tidak menyebutkan sumbernya, pemimpin kelompok Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah tinggal di gedung yang sama di lantai berbeda tetapi tidak menjadi sasaran.
Jurnalis the New York Times, Farnaz Fassihi, yang mengepalai bagian surat kabar tersebut di Iran, menulis di X bahwa para pejabat Iran sangat terkejut atas pembunuhan Haniyah. “Karena hal ini juga memberikan pukulan besar terhadap reputasi keamanan Iran pada saat negara tersebut ingin memproyeksikannya kekuatan mereka di regional.”
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, pada hari Selasa. Israel belum mengomentari pembunuhan tersebut. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan “menghukum dengan keras” dan menegaskan “kewajiban Iran untuk membalas dendam.”
Halaman selanjutnya...