Rabu 31 Jul 2024 19:34 WIB

Arti Ismail Haniyeh Bagi Perjuangan Melawan Israel dan Merdekakan Palestina

Ismail Haniyeh merupakan simbol Lawan Israel.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh
Foto: AP
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan pada Rabu bahwa kepala biro politiknya, Ismail Haniyeh, telah dibunuh dalam serangan Israel di kediamannya di ibu kota Iran, Teheran.

Hamas mengeluarkan pernyataan berduka atas Haniyeh, mengatakan bahwa dia dibunuh "dalam serangan pengecut Zionis di kediamannya di Teheran setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran."

Baca Juga

Televisi negara Iran juga mengonfirmasi kematian Haniyeh di Teheran, mengatakan bahwa penyelidikan atas pembunuhan tersebut sedang berlangsung dan hasilnya akan diumumkan dalam waktu dekat.

Sementara itu, Israel belum mengomentari insiden besar ini. Penampilan publik terakhir Haniyeh adalah pada Selasa (30/7) dalam upacara pelantikan Presiden Iran baru Masoud Pezeshkian di Teheran.

Haniyeh adalah pemimpin politik Palestina yang terkenal dan simbol Hamas, yang menjabat sebagai perdana menteri Palestina antara tahun 2006 dan 2007.

Pada Mei 2017, ia terpilih untuk pertama kalinya sebagai kepala biro politik Hamas dan terpilih kembali untuk masa jabatan kedua pada 2021.

Sebelum aksi pembunuhan terhadap Haniyeh, Israel membunuh pendiri Hamas, Sheikh Ahmad Yasin, pada 22 Maret 2024, dan kemudian membunuh pemimpin terkemuka kelompok perlawanan, Abdel Aziz Al-Rantisi, pada 17 April.

Haniyeh menjabat dalam kepemimpinan Hamas selama 20 tahun, mengambil berbagai peran seperti pemimpin kelompok perlawanan di Gaza, wakil pemimpin, dan akhirnya pemimpin tertinggi.

Kehidupan Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh berasal dari keluarga pengungsi yang diusir paksa dari desa Al-Jura dekat Gaza selama Nakba Palestina 1948.

Ia lahir pada tahun 1963 di Kamp Pengungsi Beach di barat Kota Gaza dan tinggal di sana hingga 2019 sebelum pindah ke Qatar untuk memimpin biro politik Hamas.

Pada tahun 1981, ia mendaftar di Universitas Islam Gaza dan lulus dari program Sastra Arab.

Haniyeh adalah ayah dari 13 anak, tiga di antaranya tewas dalam serangan udara Israel di Kamp Pengungsi Beach pada April 2024.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement