Kamis 01 Aug 2024 07:27 WIB

Penjualan McDonald's di Seluruh Dunia Anjlok, Apakah Dampak Boikot?

Tahun ini, saham McDonald's juga dilaporkan turun 15 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Warga berjalan dekat gerai McDonalds yang kembali beroperasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta, (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga berjalan dekat gerai McDonalds yang kembali beroperasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- McDonald's mengumumkan anjloknya penjualan di seluruh dunia lebih dari tiga tahun. Penurunan ini disebabkan konsumen yang lelah dengan inflasi sehingga mencari menu makanan harga diskon dan menghindari menu mahal seperti Big Mac. Banyak pula konsumen yang mengurangi intensitas makan di luar rumah. 

Dalam keterangan resminya pada Senin (27/7/2024), disebutkan penjualan McDonald's di seluruh dunia turun 1 persen dalam periode April-Juni. Ini merupakan penurunan pertama sejak kuartal terakhir pada 2020 saat pandemi Covid-19 masih melanda seluruh dunia. Saat itu, sebagian besar pemerintah di seluruh dunia menerapkan kebijakan pembatasan yang memaksa segala bisnis tutup dan jutaan orang harus tetap di rumah.

Baca Juga

Dikutip dari Reuters, Analis Edward Jones, Brian Yarbrough mengatakan, pukulan terbesar bagi McDonald's adalah konsumen berpendapatan rendah benar-benar mengurangi kunjungannya ke waralaba tersebut. Hal tersebut lebih dari sekadar mengimbangi penurunan penjualan yang biasanya dialami McD di masa ekonomi sulit.

Tahun ini, saham McDonald's juga dilaporkan turun 15 persen. Untuk menarik kembali konsumen, akhirnya McDonald's membuat strategi penjualan dengan menawarkan paket menu murah seharga 5 dolar AS yang diluncurkan pada akhir Juni lalu.

Tak disangka, penjualan paket murah di waralaba tersebut menyebabkan saham McDonald's naik 4,5 persen pada Senin (29/7/2024) pagi. Para investor tampaknya yakin dengan rencana jaringan makanan cepat saji tersebut untuk mempertahankan keuntungannya. 

Para eksekutif mengatakan penawaran makanan seharga 5 dolar AS yang diluncurkan pada bulan Juni telah terjual lebih cepat dari perkiraan, promosi tersebut pun akan diperpanjang di sebagian besar gerai AS setelah bulan Agustus.

“Kami bertekad untuk menghidupkan kembali pertumbuhan saham di semua pasar utama kami terlepas dari kondisi pasar yang berlaku. Ini tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi akan terjadi,” tegas CEO Chris Kempczinski dikutip Kamis (1/7/2024).

Penjualan turun tajam akibat boikot... (baca di halaman selanjutnya)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement