Kamis 01 Aug 2024 08:47 WIB

Ketika Rasulullah dan Kaum Muslimin Jadi Korban Boikot

Boikot yang dilakukan elite Quraisy merupakan ujian berat bagi Nabi SAW dan Muslimin.

ILUSTRASI Rasulullah SAW.
Foto: dok publicdomainpictures
ILUSTRASI Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kezaliman yang dilancarkan kaum musyrik Quraisy adalah pemboikotan. Aksi ini menyasar Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin di Makkah. Pengepungan dalam hal sosial dan ekonomi itu berlangsung sekira tiga tahun.

Nabi SAW beserta umat Islam dipaksa meninggalkan rumah masing-masing. Mereka diarahkan untuk tinggal di lembah perbukitan Makkah yang sempit.

Baca Juga

Persediaan makanan untuk Rasulullah SAW dan kaum Muslimin hanya dikirim oleh beberapa non-Muslim di Makkah yang merasa kasihan pada mereka. Di antaranya ialah Hakeem bin Khuzam, keponakan Khadijah, dan Al-Mot'am bin 'Adi. Setiap beberapa pekan sekali, mereka secara sembunyi-sembunyi mengirimkan logistik kepada Rasulullah SAW dan Muslimin.

Sayangnya, semua itu sangat tidak memadai lantaran banyaknya jumlah orang yang mesti dibantu. Banyak Muslim saat itu terpaksa memakan dedaunan liar karena kelaparan.

Seperti dinukil dari buku al-Buthi yang berjudul Fiqh as-Sirah, masa pemboikotan berlangsung sejak bulan Muharram tahun ketujuh sejak kenabian hingga Muharram tahun ke-10 kenabian. Selama itu, kehidupan Nabi SAW dan Muslimin sangat menderita.

Padahal, yang dilakukan Rasulullah SAW hanyalah menyebarkan risalah kebenaran. Orang-orang yang mengikutinya semata-mata tergerak oleh iman. Yang diinginkannya bukanlah menjadi penguasa Makkah, melainkan tegaknya agama Allah SWT.

Gambaran penderitaan semakin jelas bagi kaum ibu dan bayi-bayi mereka. Dari balik tenda yang seadanya, suara tangis mengerang tanda perut-perut yang lapar.

Sebenarnya, umat Islam saat itu tidak dalam posisi miskin seluruhnya. Mereka "hanya" dicegah dari jual-beli. Setiap ada orang yang datang untuk menjual makanan kepada Nabi SAW, Abu Lahab langsung menyuruh sang penjual agar beralih kepadanya, yang lantas melipatgandakan harga barang.

“Wahai kalian para pedagang! Naikkan harga kalian untuk Muhammad dan para pengikutnya supaya mereka tidak dapat membeli apa pun!” begitu pekik Abu Lahab.

Memasuki bulan Muharram tahun ke-10 kenabian, pemboikotan justru mengundang lebih banyak kecaman dari orang-orang Arab. Banyak warga merasa tindakan Abu Lahab dan kawan-kawan sudah di luar batas kemanusiaan.

Naskah yang koyak ...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement