Kamis 01 Aug 2024 09:14 WIB

"Ismail Haniyeh Pemimpin Palestina, Bukan Hanya Pemimpin Hamas"

Warga Palestina kehilangan seorang pemimpin hebat.

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Foto: Anadolu Agency
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

REPUBLIKA.CO.ID, Warga Palestina yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di Deir el-Balah, jalur Gaza mengungkapkan kemarahan dan kesedihan mereka setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di ibu kota Iran, Teheran, Rabu (31/7/2024) lalu.

Saleh al-Shannat, 67 tahun, yang mengungsi dari Beit Lahiya di utara Gaza mengatakan berita itu memilukan.

Baca Juga

“Ismail Haniyeh adalah seorang pemimpin Palestina, bukan hanya pemimpin Hamas. Dia adalah mantan perdana menteri dalam pemerintahan persatuan Palestina dan seorang pemimpin yang cinta damai. Kehilangannya sangat besar bagi kami,” katanya kepada Aljeera.

Al-Shanat mengacu pada bagaimana Haniyeh sempat menjabat sebagai perdana menteri pemerintahan Otoritas Palestina pada tahun 2006.“Warga Palestina kehilangan seorang pemimpin yang hebat,” kata ayah dari 12 anak ini sambil meneteskan air mata.

Melalui pekerjaannya di komite mediasi yang menyelesaikan perselisihan lokal, al-Shannat bertemu dan mengenal Haniyeh.“Saya mengenalnya secara pribadi,” katanya. “Dia tidak pernah menolak pertanyaan dan selalu berusaha untuk melayani rakyat dan kepentingan mereka.”

Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, meskipun Menteri Warisan Israel, Amichay Eliyahu, merayakan kematian Haniyeh melalui sebuah postingan di X.

“Israel hanya akan jera dengan bahasa kekerasan,” kata al-Shannat. “Mereka tidak memahami dialog, perdamaian atau negosiasi, dan mereka terus melanjutkan perang pemusnahan di Gaza.”

Abdul Salam al-Bik, 47 tahun, yang mengungsi dari lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, mengatakan bahwa ia sangat terkejut saat mendengar kabar tersebut. Dia pun merasakan kesedihan atas syahidnya Haniyeh.

“Ismail Haniyeh adalah seorang pria Palestina sebelum ia menjadi seorang pemimpin,” katanya. “Namun pembunuhannya hari ini membuatnya menjadi statistik di antara orang-orang yang tak terhitung jumlahnya yang hanya menjadi angka-angka setelah kematian mereka.”

Ia mengaku tidak yakin pembunuhan tersebut akan membawa perubahan di lapangan atau memajukan upaya-upaya untuk mengamankan gencatan senjata.

“Membunuh wanita, anak-anak dan orang tua juga tidak akan mengubah apa pun. Bahkan jika seluruh penduduk Palestina dimusnahkan, tidak ada yang akan bergerak,” katanya. “Sebagai warga negara Palestina, saya merasa dunia sudah bosan dengan kami. Rezim-rezim Arab dan asing sudah bosan dengan berita tentang kami.”

Dia melanjutkan, “Kami telah kehilangan para pemimpin nasional dan elit masyarakat, dan kami terus kehilangan mereka. Perang ini bukan melawan Hamas. Perang ini melawan semua orang Palestina - bahkan air dan udara yang kita hirup,"ujar dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement