Kamis 01 Aug 2024 17:53 WIB

Kanaya Salsabila, Mahasiswa UNM Peserta Program International Student Mobility 2024

Jaringan ini dapat membuka peluang kerja internasional di masa depan.

Kanaya Salsabila, mahasiswa Program Studi (prodi) Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) telah mencatatkan prestasi membanggakan.
Foto: UNM
Kanaya Salsabila, mahasiswa Program Studi (prodi) Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) telah mencatatkan prestasi membanggakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanaya Salsabila, mahasiswa Program Studi (prodi) Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) telah mencatatkan prestasi membanggakan. Ia menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia yang terpilih dalam Program International Student Mobility. Program ini juga akan melibatkan mahasiswa dari beberapa universitas terkemuka di dunia, termasuk UMPSA Pahang dari Malaysia dan Avantika University dari India. Partisipasi universitas-universitas tersebut menambah nilai dan keragaman pengalaman belajar para peserta.

Program International Student Mobility merupakan program pertukaran pelajar internasional yang diikuti oleh 30 peserta dari berbagai negara. Program ini akan berlangsung selama tiga minggu, sejak 8 Juli hingga 27 Juli 2024. Program ini bertajuk Empowering Tomorrow's Leaders: Student Mobility Program Driving Sustainable Development Goals.

Baca Juga

Warek II bidang non akademik Universitas Nusa Mandiri, Arif Hidayat mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pemimpin masa depan melalui mobilitas mahasiswa dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

“Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar bersama mahasiswa yang berasal dari kampus lain,” tegas Arif.

Selama program berlangsung, Kanaya mahasiswa semester 4, prodi Sains Data Universitas Nusa Mandiri memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan mahasiswa dari berbagai negara.

Pada kesempatan ini, Ketua Program Studi Sains Data UNM, Tati Mardiana, mengungkapkan harapannya terhadap Kanaya, dengan mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda, memiliki perspektif global yang lebih luas dan membangun jaringan internasional. Jaringan ini dapat membuka peluang kerja internasional di masa depan bagi mahasiswa Universitas Nusa Mandiri.

“Pengalaman ini diharapkan dapat memperluas wawasan akademik dan kultural para peserta. Selain itu, Kanaya juga akan mendapatkan pengalaman berharga dalam memahami dan memecahkan masalah global yang relevan dengan SDGs,” ungkap Tati dalam rilis yang diterima, Rabu (17/7).

Universitas Nusa Mandiri (UNM) sendiri terus mendorong dan mendukung mahasiswa untuk mengikuti berbagai program internasional seperti ini. Komitemen UNM untuk meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa melalui pengalaman belajar di luar kampus.

“Program seperti ini sangat penting untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia global. Dengan adanya program International Student Mobility ini, diharapkan para mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi global yang akan sangat berguna dalam karir mereka di masa depan,” tandasnya.

Ia menambahkan pengalaman ini juga diharapkan dapat mendorong kolaborasi internasional di bidang pendidikan dan penelitian. Keikutsertaan Kanaya Salsabila dalam program ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing dan berprestasi di kancah internasional.

“Semoga prestasi ini dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk terus mengejar mimpi dan meraih prestasi yang lebih tinggi di masa depan,” harapannya.

Sementara itu, Kanaya menyatakan sangat antusias mengikuti program ini. Ini adalah kesempatan emas untuk belajar dari mahasiswa dan dosen dari berbagai negara, serta untuk memahami bagaimana SDGs diimplementasikan di berbagai belahan dunia.

“Saya berharap bisa membawa pulang pengetahuan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan dalam studi saya dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement