Kamis 01 Aug 2024 21:15 WIB

Terapi Bekam Jadi Tren di Kalangan Atlet Olimpiade Paris 2024

Metode bekam kering ini membantu pemulihan otot.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Rona kecokelatan di bahu perenang Michael Phelps berasal dari praktik bekam yang dilakukannya untuk menjaga kebugaran.
Foto: AP
Rona kecokelatan di bahu perenang Michael Phelps berasal dari praktik bekam yang dilakukannya untuk menjaga kebugaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olimpiade tahun ini sedang berlangsung dan jutaan pasang mata tertuju kepada para atlet yang berlaga di Paris. Salah satu olahraga favorit yang paling banyak ditonton adalah renang, dan tahun ini ada 854 atlet dari 187 negara yang berkompetisi.

Namun, yang menarik di luar finis tercepat adalah serba serbi di luar itu. Salah satunya, tubuh para atlet yang terlihat banyak dipenuhi lingkaran merah gelap mendekati memar.

Baca Juga

Ternyata, bulatan-bulatan sebesar mulut cangkir tersebut berasal dari terapi bekam kering (cupping). Teknik penyembuhan kuno yang melibatkan penempatan cangkir pada kulit untuk menciptakan hisapan dan meningkatkan aliran darah ke area tersebut.

Metode bekam kering ini membantu pemulihan otot dan digunakan sebagai jenis pijat jaringan dalam. Beberapa atlet terlihat mengalami memar di kulit akibat terapi bekam kering ini di Olimpiade Rio pada 2016. Tampaknya terapi ini masih populer hingga sekarang.

Pesenam Alexander Naddour mengatakan kepada USA Today pada 2016 bahwa bekam adalah 'rahasia' kesehatannya. "Ini lebih baik daripada uang yang pernah saya habiskan untuk hal lain."

Di luar Olimpiade, pemain bola basket Kyle Singler juga memuji terapi bekam. "Memar-memarnya memang terlihat lebih parah dari yang sebenarnya, tapi manfaatnya sangat besar," katanya.

"Anda tidak selalu mendapatkan respons langsung seperti yang Anda inginkan, namun seiring waktu, terapi ini membantu pemulihan dan melonggarkan jaringan dan hal-hal seperti itu."

Di Tanah Air, sejumlah atlet juga menggunakan metode ini. Beberapa atlet yang berlaga di kompetisi IBL tampak jelas memakai terapi ini. Tampak terlihat bulatan bekas bekam di sisi luar pundak dan lengan bagian atas.

Tetapi apakah terapi bekam benar-benar berhasil menurut para ahli? Sepertinya para ahli masih belum sepakat.

Menurut Harvard Health, beberapa penelitian menemukan bahwa bekam dapat meringankan sejumlah kondisi muskuloskeletal dan yang berhubungan dengan olahraga. Namun, kualitas bukti ini 'terbatas'.

Di tempat lain, sebuah tinjauan pada tahun 2022 menemukan bahwa bekam basah (bukan bekam kering yang dipakai para) efektif untuk nyeri punggung bawah.

Meskipun memar yang didapat dari bekam cukup parah, terapi ini umumnya dianggap aman untuk dilakukan - bahkan jika orang tidak 100 persen yakin akan efeknya.

"Sebagian besar ahli setuju bahwa bekam itu aman. Selama mereka yang dirawat tidak keberatan dengan perubahan warna melingkar (yang akan memudar dalam beberapa hari atau minggu), efek sampingnya cenderung terbatas pada rasa sakit yang dialami selama penyedotan kulit," jelas Harvard Health.

"Sangat tidak biasa bahwa bekam menyebabkan masalah serius (meskipun, jarang sekali, infeksi kulit telah dilaporkan)." 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement