REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Pengurus Yayasan Islamic Center (YIC) Masjid Al Markaz Al Islami Makassar menjadwalkan shalat ghaib atas wafatnya pemimpin Gerakan Hamas Ismail Haniyeh dalam sebuah serangan saat berada di wilayah Iran pada Rabu waktu setempat.
"Innalillahi wainnailaihi raji'uun. Kami semua berduka atas meninggalnya almarhum Ismail Haniyeh," sebut Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Prof KH Muammar Bakry usai rapat pengurus di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (1/8/2024).
Ketua Biro Politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh itu gugur usai bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sehari sebelum kejadian tersebut.
Muammar menyampaikan hasil rapat pengurus sepakat menggelar sholat ghaib untuk almarhum Ismail Haniyeh usai pelaksanaan Sholat Jumat besok di masjid setempat.
"Kami mengajak umat Islam untuk bersama-sama melaksanakan sholat ghaib di Masjid Al-Markaz ini," kata Wakil Ketua Pengurus YIC Al Markaz Al Islami itu menambahkan.
Sebelumnya, pada 12 Juli 2024 Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI HM Jusuf Kalla bersama Ketua Umum YIC Al-Markaz Al Islami Hamid Awaluddin bertemu dengan pemimpin politik Gerakan Hamas Ismail Haniyeh selama dua jam di Doha, Qatar.
Melalui siaran persnya, pria akrab disapa JK ini dalam pertemuan itu mengingatkan Haniyeh bahwa perdamaian di Palestina hanya bisa efektif manakala kekerasan bisa dihentikan lebih dulu.
JK yang dikenal sebagai tokoh perdamaian ini menuturkan, jika kekerasan dapat dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza secara otomatis dapat dilaksanakan.
"Segala ikhtiar kita semua harus diawali dalam perspektif kemanusiaan, bukan soal politik dan pandangan ideologis," papar Ketua Dewan Masjid Indonesia ini.
Untuk menciptakan perbaikan kondisi di Palestina, kata JK, menyarankan agar organisasi Hamas tetap harus menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Al Fatah.