Jumat 02 Aug 2024 09:43 WIB

Ketika 2.700 Operasi Pembunuhan Oleh Intelijen Israel Gagal Matikan Perlawanan Palestina

Israel melakukan rangkaian operasi pembunuhan sejak 1948

Red: Nashih Nashrullah
Ismail Haniyeh melambaikan tangan kepada puluhan warga Gaza.

Pembunuhan Haniyeh, dan pada tingkat yang lebih rendah Fouad Shukr, adalah solusi parsial untuk masalah ini, dan meskipun ini adalah solusi yang datang dari rawa kekalahan, ini akan memungkinkan Netanyahu untuk menyombongkan diri dengan membunuh pejabat politik tertinggi Hamas, setelah hampir 300 hari mendapat tamparan berturut-turut dari Gaza.

"Kemenangan pura-pura" ini juga akan memungkinkan para pendukung sayap kanan Israel, seperti menteri ekstremis Itamar Ben-Gvir dan kelompoknya, untuk turun ke media sosial dan jalan-jalan untuk mengekspresikan kegembiraan mereka atas terbunuhnya Shukr yang pertama dan Haniyeh yang kedua.

Di sisi lain, keluarga para tahanan Israel dan masyarakat luas menyadari bahwa Netanyahu mungkin telah melemparkan kesepakatan tahanan di bawah roda kereta sebagai harga untuk tetap berkuasa, menambahkan lapisan perpecahan baru pada masyarakat yang sudah terpecah belah, yang sebagian besar di antaranya telah kembali ke model "masyarakat geng" yang menjadi ciri dominan pada masa Nakbah dan sebelumnya.

Pembunuhan Haniyeh dan para pemimpin faksi-faksi perlawanan secara umum adalah cara yang murah bagi Israel untuk mendefinisikan kembali kemenangan, tetapi pada saat yang sama merupakan resep yang efektif untuk menyulut konflik regional.