REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut pentingnya peran Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) dalam menghadapi tantangan perekonomian global.
"Peran CFO di Indonesia dalam hal manajemen risiko harus semakin ditingkatkan. Kita berharap, dengan peningkatan penerapan risk management dan peran CFO yang makin baik, maka perusahaan-perusahaan Indonesia akan semakin bagus kinerjanya di bursa," ujarnya dalam acara CFO Club Indonesia dengan tema "Becoming a Public Company: Understanding The Market and IR Best Practices" di Jakarta dikutip Kamis (1/8/2024).
Ia pun mengungkapkan strategi utama yang selama ini dilakukan Kementerian BUMN saat mencari kandidat CFO terbaik. Pertama adalah pelatihan dan pengembangan internal. "Kami ada CFO school juga. Jadi kami juga kombinasi antara CFO yang kami ambil dari market, melalui headhunter dan sebagainya, tapi kami juga groom dari dalam yang memang talent terbaik dari BUMN itu," kata dia.
Tiko menambahkan, seiring berbagai tantangan yang dihadapi, keberadaan CFO Club Indonesia bisa memberikan masukan khususnya kepada perusahaan-perusahaan BUMN agar bisa meningkatkan praktik manajemen risiko di bidang keuangan. Di usianya ke-5 CFO Club Indonesia jugw memiliki peran yang semakin strategis dan multidimensional dengan 3 pilar kunci: kolaborasi, inklusif, education and development.
President CFO Club Indonesia Yuanita Rohali mengatakan ketidakpastian perekonomian global menjadi salah satu tantangan terbesar bagi CFO pada tahun ini. Sejumlah faktor, seperti tren suku bunga tinggi, fluktuasi nilai tukar mata uang dan harga komoditas, perubahan kebijakan perdagangan internasional, dan ketegangan geopolitik dapat berdampak signifikan pada stabilitas keuangan perusahaan.
Untuk itu, CFO perlu memiliki strategi yang tepat dan responsif dalam mengelola risiko-risiko tersebut, termasuk diversifikasi portofolio bisnis dan manajemen risiko yang cermat. Di tengah kondisi pasar yang tidak menentu, pengelolaan likuiditas yang efektif tentu menjadi hal yang sangat krusial.
CFO juga harus memastikan perusahaan memiliki cukup kas untuk mendukung operasi sehari-hari dan menghadapi situasi darurat. Selain itu, akses ke modal juga menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi perusahaan yang ingin berkembang dan melakukan ekspansi. Oleh karena itu, CFO perlu menjalin hubungan yang kuat dengan lembaga keuangan dan pasar modal untuk memperoleh pendanaan yang dibutuhkan dengan biaya yang efisien.
"Penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan wawasan yang lebih mendalam melalui analisis data yang canggih. Meski demikian, CFO juga harus mengatasi tantangan terkait dengan integrasi teknologi baru, keamanan data, dan perubahan budaya kerja. Kemampuan untuk memimpin transformasi digital pun menjadi kunci kesuksesan," ujarnya.
Sekjen CFO Club Indonesia, Alvin Christian menambahkan, lingkungan regulasi yang semakin kompleks juga menjadi tantangan bagi CFO. Perusahaan harus mematuhi berbagai peraturan baru yang berkaitan dengan pelaporan keuangan, pajak, lingkungan, hingga tanggung jawab sosial.
CFO pun dituntut untuk memastikan perusahaan memiliki sistem dan proses yang memadai untuk mematuhi semua regulasi ini, serta menjalin komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan. Kegagalan dalam mematuhi regulasi dapat berakibat pada denda yang signifikan dan reputasi perusahaan yang tercoreng.
"Suksesnya peran CFO tentu saja tidak bisa dilepaskan dari tim keuangan yang kompeten. Suksesnya peran CFO juga ditentukan oleh kemampuan mereka dalam membangun dan mengembangkan tim keuangan yang kompeten. CFO perlu memastikan bahwa tim memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan, termasuk kemampuan analisis data, pemahaman teknologi, dan wawasan bisnis yang mendalam," ujarnya.