Jumat 02 Aug 2024 16:42 WIB

Tingkatkan Operasi Pengeboran Blok Rokan, Ini Strategi PHR

PHR mengimplementasikan beberapa inovasi teknologi yang signifikan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Foto udara Central Gathering Station (CGS) 10 di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Foto udara Central Gathering Station (CGS) 10 di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berupaya meningkatkan kinerja operasional dan keselamatan kerja dalam kegiatan pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Melalui kolaborasi dengan mitra kerja, PHR mengimplementasikan beberapa inovasi teknologi yang signifikan.

Salah satu inovasi tersebut yakni penggunaan drilling simulator dan virtual mobile rig safety inspection dalam acara Drill Well on Simulator (DWOS) yang dihadiri mitra kerja dari PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Simulasi ini memungkinkan pekerja lapangan untuk berlatih melakukan operasi pengeboran dalam kondisi yang sangat mirip dengan kondisi nyata. Dengan demikian, pekerja dapat meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya selama proses pengeboran. Kemudian dapat dilihat seberapa efektif penggunaan parameter pengeboran untuk mencapai target operasi.

Baca Juga

Simulator akan menggambarkan kondisi sumur sesuai data desain yang ada meliputi data trayektori, lapisan formasi serta tekanan, arah dan sudut sumur, properties lumpur, parameter drilling, spesifikasi dan rating rig yang akan digunakan, maupun potensi drilling hazard yang akan dihadapi. Pelaksanaan DWOS dimulai dengan pemaparan umum drilling program, pemberian materi teori drilling hazard, praktik simulasi role play sesuai tugas nyata dengan deteksi dan penanganan drilling hazard hingga penilaian individu maupun kerja tim serta pemberian umpan balik atas gap (jarak) yang ada.

VP Upstream Business PHR WK Rokan, Andre Wijanarko mengatakan, DWOS merupakan langkah maju dalam mempersiapkan pekerja lapangan menghadapi tantangan yang kompleks dalam operasi pengeboran. "Simulasi ini tidak hanya meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga memperkuat kerja sama tim dalam menghadapi berbagai skenario," kata Andre, dalam keterangan resminya, Jumat (2/8/2024).

Simulasi eksekusi pengeboran menggunakan drilling simulator yang dimiliki oleh PHR merupakan terobosan baru. Ini pertama kali dilakukan dilingkup Pertamina untuk memperkuat tahapan pra-eksekusi konvensional yang selama ini ada, seperti Pre-Spud dan Drill Well on Paper (DWOP).

Implementasi DWOS yang semula mendukung eksekusi pengeboran sumur Migas Non-Konvensional (MNK) sejak tahun 2023, akhirnya berhasil diperluas. Ini agar bisa dirasakan manfaatnya tidak hanya di pengeboran sumur eksplorasi tetapi juga hingga ke sumur pengembangan.

Andre menjelaskan, penggunaan teknologi dalam aspek keselamatan operasi rig juga dilakukan dengan memanfaatkan peralatan virtual mobile rig safety inspection dalam acara online Rig Full Cycle Observation (FCO) pada Juni 2024. Online FCO diikuti oleh peserta lintas zona, regional dan Mitra Kerja dengan total 345 peserta selama 3 hari sebagai bentuk kolaborasi. Online FCO dilaksanakan pada tiga rig berbeda, yaitu Rig PDSI #42.3, Rig ARJ-10, dan Rig BN-05 dan dilakukan pada 70 persen area, seperti sembilan area observasi pada Rig PDSI #43.2, 18 area observasi pada Rig ARJ-10, 10 area observasi pada Rig BN-05.

Selain DWOS, PHR juga telah sukses menggelar Rig Full Cycle Observation (FCO) secara online. Kegiatan ini melibatkan penggunaan teknologi hololens dan iCCTV untuk melakukan inspeksi virtual pada rig pengeboran. Teknologi hololens memungkinkan peserta untuk melihat kondisi lapangan secara real-time dalam format augmented reality (AR). Observasi ini juga berfungsi sebagai sarana perbaikan, serta bentuk virtual dari Management Walkthrough (MWT).

"Online FCO merupakan bentuk komitmen PHR dalam meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh aspek keselamatan dan operasional rig. Dengan teknologi ini, kami dapat melakukan inspeksi secara lebih menyeluruh dan efisien," ujar Andre.

PHR terus berupaya untuk menjadi perusahaan energi yang unggul dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi terbaru dalam operasi pengeboran merupakan salah satu langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. "Kami akan terus mendorong inovasi dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kinerja dan keselamatan operasi," tuturnya.

Sebagai tindak lanjut dari berbagai inisiatif teknologi ini, PHR akan menyelenggarakan D&C Technology & Innovation (DCTI) Forum pada September 2024. Forum ini menjadi wadah bagi para pelaku industri migas untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan teknologi di bidang pengeboran.

Tentang operasionalnya di lapangan, PHR WK Rokan meningkatkan produksi minyak dari Blok Rokan melalui rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Minas Stage-1. Hal ini diperkuat dengan disetujuinya Final Investment Decision (FID) CEOR Minas oleh Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan pada 30 Juni 2024 lalu.

Dengan persetujuan FID ini, menunjukkan PHR benar-benar berkomitmen terhadap pengembangan Lapangan minyak dengan teknologi CEOR. Kini, PHR siap memasuki tahap eksekusi proyek CEOR Minas untuk meningkatkan produksi minyak dari Blok Rokan.

"Persetujuan ini diperlukan bagi proyek Minas CEOR Stage-1 Area-A agar dapat memasuki tahap eksekusi proyek di mana akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti pemboran sumur, workover (perbaikan sumur) dan konversi sumur existing, injeksi bahan kimia, reaktivasi dan pengoperasian kembali fasilitas yang ada,” kata Ruby dalam siaran pers, Senin (8/7/2024).

EVP Upstream Business PHR WK Rokan Andre Wijanarko mengatakan, proyek Minas CEOR Stage-1 Area-A merupakan implementasi dari teknologi tertiary recovery, yakni dengan cara penginjeksian Alkali Surfactant Polymer (ASP) pada tiga pattern Area-A Lapangan Minas guna meningkatkan produksi Blok Rokan. CEOR sendiri merupakan upaya peningkatan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak atau menguras minyak untuk diproduksi dengan cara menginjeksikan material atau fluida khusus berbahan kimia.

Andre mengatakan, setelah persetujuan FID ini dan dilakukannya pengeboran maupun workover sumur. Rencananya injeksi pertama akan dilakukan pada Desember 2025.

Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km persegi berada di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina. Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement