Jumat 02 Aug 2024 19:04 WIB

Realisasi Produktivitas Minyak Bumi Menurun, Gas Relatif Stabil

Berbagai intensif hulu migas juga diberikan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Foto: Antara/Rangga Pandu Asmara Jingga
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan informasi terkait realisasi migas (minyak dan gas) di Tanah Air saat ini. Ia memaparkan data sejak 2020 lalu.

Dimulai dari minyak bumi. Sejak 2021 dilakukan perbaikan lelang wilayah kerja (WK) dan eksplorasi agar lebih menarik. Berbagai intensif hulu migas juga diberikan. Namun situasi di lapangan belum banyak menghasilkan dampak signifikan pada target peningkatan produktivitas.

Baca Juga

"Kondisi migas kita saat ini, dari 2020 memang minyaknya drop terus. Dicoba untuk ditahan, tapi kita mengelola lapangan-lapangan tua dan belum ketemu prospek lapangan minyak baru. Kita sedang upayakan," kata Arifin saat berdiskusi dengan awak media di gedung Direktorat Jenderal Migas, di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Data Kementerian ESDM menunjukkan pada 2020, produksi migas menyentuh angka 708 Million Barrels of Oil per Day (mbopd). Pada 2021, turun ke angka 659 mbopd. Kemudian pada 2022 (612 mbopd), 2023 (606 mbopd). Teranyar pada 2024 di angka 578 mbopd.

Data 2024 terhitung baru sampai Juni 2024. Pemerintah menargetkan pada 2030 produksi minyak satu juta barel per hari (BOPD).

Selanjutnya, mengenai gas bumi. Produktivitas gas, jelas Arifin, relatif stabil dengan prospek yang lebih baik ke depannya. Apa penyebabnya?

"Dalam dua tahun terakhir, ditemukan prospek gas dari WK south Andaman 2 dan North Ganal," ujar Menteri ESDM.

Arifin menerangkan, produktivits gas juga juga sempat mengalami penurunan. Sekarang ada tren kenaikan. Ada target mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/bcfd).

Data Kementerian ESDM menunjukkan pada 2020, produksi gas 6.656 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd). Pada 2021 mencapai 6.668 mmscfd. Pada 2022, turun ke angka 6.490 mmscfd. Lalu pada 2023, naik lagi ke angka 6.630 mmscfd. Teranyar hingga Juni 2024, produktivitas gas tanah air telah mencapai angka 6.635 mmscfd atau, 6,6 bcfd.

"Mengenai (target) 12 bcfd, insya Allah bisa ketemu. Jadi dengan adanya temuan-temuan baru, prospek di Andaman 2, South Andaman, dan juga di Selat Makassar, ini nanti kita pakai banyak di dalam negeri," ujar Arifin.

Ia menegaskan, gas menjadi andalan dalam transisi energi. Pemanfaatan gas domestik sekitar 68 persen, dan kini semakin meningkat. Produktivitas gas dari WK, bisa mengurangi impor LPG dan produk bahan bakar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement