Jumat 02 Aug 2024 19:58 WIB

Jalankan Smart Farming, Holding BUMN Pangan Catatkan Pertumbuhan Kinerja

Penerapan smart farming berdampak pada pengurangan biaya.

Red: Satria K Yudha
Ilustrasi smart farming.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Ilustrasi smart farming.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penerapan smart farming pada setiap tahapan rantai pasok dinilai menjadi solusi untuk menjawab tantangan di sektor pangan nasional. Saat ini sektor pangan nasional memiliki sejumlah tantangan, antara lain, terkait produktivitas pertanian dan kualitas produk pangan yang perlu ditingkatkan.

Direktur Supply Chain Management dan Teknologi Informasi PT Rajawali Nusantara Indonesia/ID FOOD Bernadetta Raras, mengatakan, setiap pelaku industri yang menjadi bagian ekosistem pangan nasional perlu memiliki komitmen dan roadmap dalam penerapan smart farming, sehingga transformasi sektor pertanian nasional berjalan secara terukur dan berkelanjutan.

Terkait urgensi smart farming tersebut, Raras menjelaskan, Holding BUMN Pangan ID FOOD telah menjalankan roadmap penerapan smart farming di sejumlah lini bisnisnya. “Penting untuk ID FOOD menerapkan smart farming. Sebab, sebagai holding BUMN Pangan yang dibentuk pemerintah, ID FOOD memiliki tugas besar menjaga ketahanan pangan nasional serta meningkatkan inklusifitas petani, peternak, nelayan, dan UMKM,” kata dia dalam siaran pers, Jumat (2/8/2024).

Dia mencontohkan, industri gula yang menjadi lini bisnis ID FOOD mengadopsi teknik pertanian pintar yang melibatkan penginderaan jarak jauh, sensor, dan internet of things (IoT). Dengan penerapan smart farming tersebut, ID FOOD mampu mengolah tebu dari 50 ribu hektare lahan setiap tahun sambil memaksimalkan produksinya.