REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- AS mempersiapkan kekuatan militer mereka untuk membela Israel. Langkah ini diambil menyikapi kekhawatir akan serangan balasan Iran ke Israel usai Zionis membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Pentagon dalam pernyataan mengatakan, AS sedang menyesuaikan postur pasukan untuk meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel dan memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan tambahan kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik ke wilayah Komando Eropa AS dan wilayah Komando Pusat AS yang berbasis di Timur Tengah.
“Departemen juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapan kami untuk mengerahkan tambahan pertahanan rudal balistik berbasis darat,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
“Menteri juga telah memerintahkan pengerahan skuadron tempur tambahan ke Timur Tengah, memperkuat kemampuan dukungan pertahanan udara kami.”
Seperti diketahui, Iran dan aliansinya di kawasan mengancam akan membalas serangan Israel terhadap Haniyeh. Apalagi pembunuhan itu dilakukan oleh Israel di Teheran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei marah besar hingga ia menyatakan akan menyiapkan serangan balasan serius kepada Israel.
Jika merujuk pada pernyataan terakhir Khamenei saat merespons kematian Haniyeh, ia tidak menggunakan diksi "hukuman" seperti sebelumnya kala Iran melancarkan serangan drone pada April lalu sebagai balasan atas dibomnya kantor konsulat Iran di Suriah. Kini, Khamanei menggunakan frasa yang lebih tegas, yakni jika diartikan maknanya sebagai "darah dibalas darah".