Sabtu 03 Aug 2024 15:59 WIB

Bebersih Leuweung Republika II Banyak Inovasi: Dorong Penurunan Emisi Karbon

Melakukan penghitungan jejak emisi karbon dalam kegiatan Bebersih Leuweung II.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Direktur Operasional Republika Nur Hasan Murtiaji (kedua kanan) menyerahkan secara simbolis tempat sampah kepada Kepala Dinas Perhutanan Provinsi Jawa Barat Dodi Ardian (tengah) dan Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar dan Banten Yudha Suswardhanto (kedua kiri) saat kegiatan Bebersih Leuweung di Gunung Putri, Jayagiri, Lembang, Jawa Barat, Sabtu (4/8/2024). Republika menggelar kegiatan bebersih leweung  yang merupakan bagian dari program Sehati untuk Bumi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Operasional Republika Nur Hasan Murtiaji (kedua kanan) menyerahkan secara simbolis tempat sampah kepada Kepala Dinas Perhutanan Provinsi Jawa Barat Dodi Ardian (tengah) dan Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar dan Banten Yudha Suswardhanto (kedua kiri) saat kegiatan Bebersih Leuweung di Gunung Putri, Jayagiri, Lembang, Jawa Barat, Sabtu (4/8/2024). Republika menggelar kegiatan bebersih leweung yang merupakan bagian dari program Sehati untuk Bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Direktur PT Republika Media Mandiri Nur Hasan Murtiaji mengungkapkan sejumlah inovasi baru dalam aksi Bebersih Leuweung Jilid II di Gunung Putri Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (3/8/2024). Sampah yang dibawa akan dibawa ke vending machine untuk ditukar dengan poin yang bisa dikonversi ke rupiah.

Selain itu, pihaknya melakukan penghitungan jejak emisi karbon dalam kegiatan Bebersih Leuweung II. "Bebersih Leweung di awal tahun ini kami adakan di Gunung Palasari tapi saat itu hanya membersihkan plastik atau sampah sampah anorganik kita kumpulkan lalu selesai," ucap di sela-sela acara, Sabtu (3/8/2024).

Baca Juga

Namun Bebersih Leweung kali ini, Nur Hasan Murtiaji mengatakan sampah anorganik akan dibawa ke fasilitas vending machine untuk ditukar menjadi sebuah poin dalam bentuk e wallet atau ke rekening. Ia menyebut sampah anorganik yang dikumpulkan bisa bernilai.

Uang yang berhasil dikumpulkan, ia mengatakan akan digunakan untuk kegiatan sosial atau dalam bentuk program wakaf yaitu hutan wakaf. "Sampah plastik tidak dibuang tapi bisa bernilai," kata dia.

Selain itu, aksi Bebersih Leweung Jilid II yang menghadirkan banyak orang melakukan penghitungan jejak emisi karbon dan berharap tidak menambah emisi karbon. Pihaknya bekerja sama dengan Truclimate untuk menghitung jejak emisi karbon tersebut. "Contoh para peserta naik apa, mobil atau motor. Kira-kira nanti ada rumusnya (penghitungan) ada tanam pohon dan mengurangi plastik mengurangi karbon," kata dia.

Nur Hasan Murtiaji berharap aksi Bebersih Leweung dapat rutin diadakan. Sebab bumi harus dijaga tidak hanya pada momen-momen tertentu akan tetapi dijaga kapan saja. "Kami ingin kegiatan Bebersih Leweung diadakan rutin dengan inovasi yang lebih baru, mereduksi dan membantu memitigasi krisis iklim," kata dia.

Aksi Bebersih Leweung melibatkan komunitas pencinta alam seperti Pamor FPOK UPI, Mapala STIKOM Bandung dan Unisba termasuk Forum Penyelamat Lingkungan Hidup. Kegiatan pun didukung oleh Pemprov Jabar, Bank BJB, Perhutani, PTPN VIII, Palawi Risorsis, Air Mineral Bisto, Bank BJB Syariah, Rumah Wakaf, Rumah Zakat, Truclimate dan Eiger.

Aksi Bebersih Leuweung jilid II merupakan rangkaian dari program Sehati untuk Bumi yang digagas Republika. Program tersebut sudah berlangsung sejak bulan Juni hingga Juli mendatang dengan kegiatan lainnya.

Sebelumnya, aksi Bebersih Leuweung pertama kali digelar di Gunung Palasari, Kabupaten Bandung melibatkan berbagai komunitas pencinta alam dan berbagai pihak yang mendukung kegiatan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement