SumatraLink.id, Lampung – Sampah plastik bertebaran di mana-mana, tumpukan sampah meninggi dan memadat sampai menutupi bibir pantai. Jaring-jaring nelayan tak lagi berisi ikan-ikan segar dan besar, sampah plastik yang tak berharga tersebut otomatis mengurangi pendapatan warga kampung nelayan Sukaraja, Bandar Lampung, beberapa tahun terakhir.
Sejak sampah plastik bertebaran di pesisir Teluk Lampung, nelayan payang tak mampu mengatasinya. Sampah yang telah menumpuk tak bisa diangkut lagi secara manual. Ikan-ikan banyak mati dan kabur, sehingga jala nelayan yang ditebar di tengah laut hanya berfungsi menjaring sampah plastik dari laut.
Nelayan payang (tebar jaring) Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung mengeluhkan semakin banyaknya sampah plastik bertebaran di perairan Teluk Lampung. Dampaknya, hasil tangkapan ikan nelayan terus merosot beberapa tahun terakhir.
Aktivitas harian nelayan payang terganggu dengan tidak habis-habisnya sampah domestik, yang didominasi plastik di pesisir Teluk Lampung. Para nelayan tak berdaya dengan kondisi saat ini, karena pekerjaan sehari-hari hanya sebagai nelayan.
“Sekarang ini dapat ikan sedikit, kadang tidak ada ikannya, hanya dapat sampah plastik,” kata Wawan (48 tahun), nelayan payang di kampung nelayan Sukaraja, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, kelompok nelayan menebar jaring hingga ke tengah laut, namun tetap saja ikan yang terjaring sedikit, dan lebih banyak sampah plastik. Dibandingkan beberapa tahun lalu, nelayan hanya memasang jaring tidak sampai ke tengah laut, sudah terjaring banyak ikan.
Nelayan payang ini bekerja sejak pagi memasang jaring di tengah laut menggunakan perahu. Pada siang menjelang petang hari, sedikitnya delapan orang menarik tali jaring ke daratan seperti menarik tali tambang secara bergantian.
Untuk menarik tali jaring ke darat dari tengah laut dibutuhkan waktu 15 sampai 30 menit. Hasil tangkapan ikan dalam jaring disortir di bibir pantai. Ikan-ikan hasil tangkapan jaring nelayan, setelah disortir ada yang dijual langsung di tempat penjualan dan ada yang dikirim ke pemesan.
Kampung nelayan payang di Sukaraja, masih harus menikmati pemandangan tidak sedap di sekitar pesisir Teluk Lampung setiap harinya. Sampah-sampah domestik plastik masih menumpuk di area tersebut. Kondisi sampah ini diperparah bila musim hujan, semakin menumpuk sampah dari pemukiman penduduk di dalam kota.
Hasil tangkapan ikan nelayan payang di Sukaraja semakin merosot, pendapatan keluarga nelayan ikut menurun. Jaring nelayan setiap ditarik ke daratan selalu mendapat sampah seperti kantong plastik, botol kemasan, styrofoam (wadah makanan disamakan plastik), dan lainnya.
“Ikan yang kami dapat sekarang kecil-kecil, yang banyak sampah-sampah plastik,” kata Irwan (40 tahun), nelayan payang lainnya.
Ia mengatakan, sebelum banyak sampah plastik di laut pesisir Teluk Lampung, sekali tarik jaring nelayan banyak mendapat ikan hingga puluhan sampaih ratusan kilogram. Tak hanya ikan yang terjaring, beragam jenis ikan, rajungan, dan cumu selalu dapat. (Mursalin Yasland)