REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia menghentikan penerbangan mereka untuk tujuan ke Israel dan Lebanon. Penghentian dilakukan dengan alasan masalah keamanan menyusul perkembangan terkini di Timur Tengah.
Keputusan tersebut diterapkan setelah terbunuhnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) di Teheran, ibu kota Iran.
Perkiraan bahwa Iran akan melakukan serangan balasan terhadap Israel membuat risiko keamanan tinggi sehingga banyak maskapai menghentikan operasinya ke wilayah itu. United Airlines, yang mengoperasikan 14 penerbangan setiap minggu antara New York dan Israel, telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 6 Agustus.
Maskapai AS, Delta Airlines, juga menangguhkan penerbangan ke Israel, dan maskapai Inggris British Airways membatalkan penerbangannya ke negara tersebut pada Rabu.