REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Koran Israel, Maariv pada Sabtu (3/8/2024) melaporkan bahwa, Israel saat ini dalam kondisi khawatir menyongsong serangan berskala besar dari Iran. Rezim zionis, seperti dilansir IRNA, memperkirakan Iran akan menargetkan serangan ke jalur-jalur listrik dan komunikasi di Israel.
Dalam laporan lain yang dimuat oleh Haaretz, sejarawan Israel, Benny Morris, mengkritik keras kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Morris mengatakan, bahwa dia tidak tahu apakah Netanyahu sebagai orang yang paling dibenci dalam sejarah rezim atau tidak, tapi tidak diragukan bahwa Netanyahu adalah pemimpin paling korup dan inkompeten dalam sejarah Israel.
Sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah menghentikan penerbangan mereka untuk tujuan ke Israel dan Lebanon, dengan alasan masalah keamanan menyusul perkembangan terkini di Timur Tengah. Keputusan tersebut diterapkan setelah terbunuhnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024) di Teheran, ibu kota Iran.
Perkiraan bahwa Iran akan melakukan serangan balasan terhadap Israel membuat risiko keamanan tinggi, sehingga banyak maskapai menghentikan operasinya ke wilayah itu. United Airlines, yang mengoperasikan 14 penerbangan setiap pekan antara New York dan Israel, telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 6 Agustus.