Ahad 04 Aug 2024 08:56 WIB

Sambut Hari Kemerdekaan, Lesbumi Diskusikan Kontribusi Seniman untuk Bangsa

Perkembangan seni di Indonesia memiliki hubungan dengan dinamika politik.

Rep: Wuni Khoiriyah Azka/Fiona Arinda Dewi/ Red: Fernan Rahadi
Pengurus Wilayah Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (PW Lesbumi NU) DIY mengadakan diskusi publik dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Sabtu (3/8/2024). Jika biasanya diselenggarakan dengan gegap gempita heroisme pahlawan di masa lalu, Lesbumi DIY melihat dari sisi yang lain untuk diangkat sebagai tema, yaitu Situasi Seni dan Seniman Pada Masa Kemerdekaan.
Foto: Fiona Arinda Dewi
Pengurus Wilayah Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (PW Lesbumi NU) DIY mengadakan diskusi publik dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Sabtu (3/8/2024). Jika biasanya diselenggarakan dengan gegap gempita heroisme pahlawan di masa lalu, Lesbumi DIY melihat dari sisi yang lain untuk diangkat sebagai tema, yaitu Situasi Seni dan Seniman Pada Masa Kemerdekaan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengurus Wilayah Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama (PW Lesbumi NU) DIY mengadakan diskusi publik dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Sabtu (3/8/2024). Jika biasanya diselenggarakan dengan gegap gempita heroisme pahlawan di masa lalu, Lesbumi DIY melihat dari sisi yang lain untuk diangkat sebagai tema, yaitu "Situasi Seni dan Seniman Pada Masa Kemerdekaan".

Diskusi ini mendapatkan apresiasi dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari DIY Hilmy Muhammad. Menurutnya, diskusi ini menarik karena diselenggarakan sebagai upaya kita mengingat dan mengenang jasa para pahlawan, para pendahulu dari kacamata seni.

Pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut mengajak peserta diskusi untuk mencermati peristiwa Proklamasi RI, di mana saat Presiden Soekarno membaca naskah proklamasi, terdapat lukisan di belakangnya.

"Itu lukisan “Memanah” karya Henk Ngantung barangkali menjadi inspirasi kita dalam perjuangan kemerdekaan. Barangkali karena mewakili semangat perjuangan dan perlawanan “bambu runcing” yang ingin digelorakan melalui kanvas pelukisnya, di samping karena kemampuan kita waktu itu belum mampu membeli senjata api," kata anggota Komite I DPD RI tersebut dalam sambutannya.