Ahad 04 Aug 2024 13:47 WIB

Kasus Bunuh Diri di Kalangan Muda Tinggi, Pakar Ungkap Pemicunya

Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki mempunyai angka bunuh diri yang tinggi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Bunuh diri (ilustrasi). Menurut pakar, kasus bunuh diri pada usia muda umumnya terjadi karena adanya tekanan akademis dan sosial.
Foto: Republika/Mardiah
Bunuh diri (ilustrasi). Menurut pakar, kasus bunuh diri pada usia muda umumnya terjadi karena adanya tekanan akademis dan sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus bunuh diri di kalangan anak muda masih menjadi isu serius yang memerlukan perhatian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kasus bunuh diri setiap tahunnya mencapai lebih dari 800 ribu dan didominasi anak muda.

Peneliti ahli muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Yurika Fauzia Wardhani, menjelaskan bunuh diri merupakan fenomena kompleks yang akar permasalahannya belum dapat ditentukan secara spesifik. Namun demikian, berdasarkan analisis Yurika, kasus bunuh diri pada usia muda umumnya terjadi karena adanya tekanan akademis dan sosial.

Baca Juga

“Untuk usia muda, kasus bunuh diri terjadi karena tekanan akademis dan sosial, harapan-harapn tinggi untuk lebih berprestasi dan berkompeten di bidang akademi,” kata Yurika dalam keterangan tertulis, dikutip pada Ahad (4/8/2024).

Selain itu, kata Yurika, kasus bunuh diri pada kelompok muda juga kerap dipicu oleh perubahan hormon, emosi, permasalahan keluarga, jadi korban perundungan, hingga pengaruh media sosial. “Ada juga yang dipicu oleh masalah identitas diri, dan kurangnya dukungan atau support system di sekitar anak muda tersebut,” jelas Yurika.

Dia menemukan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki mempunyai angka bunuh diri yang tinggi. Menurut dia, hal ini sangat terkait budaya patriarki dan norma sosial bahwa laki-laki harus lebih tegar, kuat, dan tidak boleh mengeluh. Karenanya ketika mereka menghadapi masalah yang berat, sering kali dipendam seorang diri.

“Ketika beban dan masalahnya dipendam sendiri, akhirnya lebih rentan depresi, yang akhirnya memicu bunuh diri,” kata dia.

Agar kasus bunuh diri di kalangan muda menurun, Yurika menekankan pentingnya membentuk pelayanan kesehatan mental yang lebih baik. Selain itu, pemerintah bersama dengan instansi terkait dinilai perlu membuat suatu program pencegahan bunuh diri.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement