REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Dolokgede, Bojonegoro, Jawa Timur pada Sabtu (3/8/2024). OJK optimistis program itu dapat mendongkrak perekonomian dan literasi keuangan warga pedesaan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menerangkan, program EKI berperan penting dalam inklusi literasi sektor jasa keuangan. Program EKI yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan warga desa jadi kunci penguatan ekonomi daerah yang akhirnya dapat meningkatkan ekonomi nasional.
"Desa inilah jadi prototipe pengembangan desa dilakukan dengan pemetaan, baik soal potensinya untuk didukung sektor jasa keuangan yang pada gilirannya stimulasi produktivitas desa," kata Henda dalam kegiatan itu.
Hendra meyakini setiap desa memiliki keunikan yang bisa dikelola dan dimanfaatkan sebagai potensi menggerakkan roda perekonomian warga lokal. Hal ini menjadi elemen penopang ekonomi daerah.
Hendra berpesan supaya kantor perwakilan OJK di daerah diberikan tugas tambahan menginventarisasi, pemetaan dan optimalisasi keunggulan setiap provinsi.
"Dalam pelaksanaannya tetap dilaksanakan di tingkat kabupaten berlaku untuk (usaha) mikro dan makro. Sedangkan untuk di level desa dilakukan program EKI sehingga partisipasi dan manfaatnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat," ucap Hendra.
OJK juga berkomitmen mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Komitmen ini sesuai dengan kondisi keuangan global.
"Mulai tahun lalu diberitugas tambahan pemetaan dan dukung pertumbuhan industri unggulan tiap provinsi. Di level desa disambut dengan ekosistem keuangan inklusif sehingga manfaatnya dirasakan lebih menyeluruh," ujar Hendra.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyebut EKI dapat mengerek kesejahteraan masyarakat lewat peningkatan inklusi keuangan.
"Sampai saat ini, program EKI sudah berjalan di 36 desa di seluruh Indonesia. Tahun ini OJK berencana ada 44 wilayah desa yang akan diberikan pendampingan. Dengan target setiap tahun ada sekitar 40-50 untuk EKI ini," ujar Frederica.
Frederica menerangkan dasar dibuatnya program EKI ialah hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Isi survei itu menampilkan adanya ketimpangan yang cukup besar terkait inklusi dan literasi antara warga desa dan kota.
"Kita berusaha mengejar ketertinggalan itu dengan memberikan edukasi dan inklusi kepada masyarakat desa," ucap Frederica.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno turut hadir dalam kick off program EKI di Dolokgede itu. Pratikno mendukung langkah OJK dalam menggerakan ekonomi pedesaan. Kehadiran Pratikno dalam kegiatan ini karena dirinya merupakan putra kelahiran Dolokgede.
"Desa kami ini cukup kaya. Disini dulu ada beberapa lahan tembakau yang memproduksi cerutu ekspor, jadi cukup makmur disini, tapi kemudian mengalami degradasi. Jadi, kami memang perlu membuat mesin-mesin baru untuk menumbuhkan potensi di sini," ucap Pratikno.
Diketahui, OJK bekerjasama dengan sejumlah lembaga dalam memaksimalkan program EKI diantaranya Bank BRI, Bank Jatim, Pegadaian, BPJS Ketenagakerjaan, PNM, Asuransi Jasindo.