REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Seolah-olah dia tahu waktunya telah tiba, kata-kata terakhir pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Ali Khamenei, sebelum dia dibunuh di Teheran adalah sebuah ayat Alquran tentang kehidupan, kematian, keabadian, dan ketangguhan.
“Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui segala perbuatan... 'Jika seorang pemimpin pergi, pemimpin yang lain akan muncul,” kata Haniyeh dalam bahasa Arab. Beberapa jam kemudian ia terbunuh dalam serangan yang diduga dilakukan Israel di wisma tamunya.
Komentar tersebut, yang disiarkan di televisi saat Haniyeh berbicara kepada Khamenei, mencerminkan keyakinan Islamis yang dipegang teguh yang membentuk kehidupan dan pendekatannya terhadap konflik Palestina dengan Israel, yang terinspirasi oleh almarhum pendiri Hamas, Syekh Ahmed Yassin, yang mengumandangkan Perjuangan Suci (Jihad) melawan Israel pada tahun 1980-an.
Israel memenjarakan dan membunuh Yassin pada 2004, namun Hamas tumbuh menjadi kekuatan militer yang kuat.