Senin 05 Aug 2024 08:48 WIB

Melihat Tradisi Babarit Penuh Makna di Kuningan

Suasana babarit terasa sakral diiringi gamelan dan kacapi suling

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Pemkab Kuningan meluncurkan Kuningan Night Festival (Car Free Night), di sepanjang jalan pertokoan Siliwangi, Sabtu (3/4/2024) malam.
Foto: Dok Diskominfo Kabupaten Kuningan
Pemkab Kuningan meluncurkan Kuningan Night Festival (Car Free Night), di sepanjang jalan pertokoan Siliwangi, Sabtu (3/4/2024) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN--Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati sepanjang Jalan Siliwangi  depan Pendopo Kuningan menyaksikan Babarit, Ahad (4/8/2024). Tradisi  yang sarat dengan makna filosofi itu merupakan perwujudan rasa syukur, menjaga alam, indahnya berbagi dan mendokan para leluhur.

Babarit merupakan tradisi tahun ke tahun yang diselenggarakan dalam setiap perigatan Hari Jadi Kuningan. Tahun ini, Hari Jadi ke-526 Kuningan mengangkat tema Akur, Makmur, Ngawangun Kuningan. Babarit dimaknai dengan sawer air empat penjuru, tumpeng dan gamelan diiringi tarian yang menjadi ciri tradisi babarit.

Baca Juga

Tradisi Babarit juga menjadi bagian ciri dalam milangkala desa. Sementara untuk milangkala Kuningan, prosesinya berupa menyatukan air dari empat penjuru mata air  kabuyutan.

Yakni, barat, dari mata air Cihulu Kuningan- Kelurahan Winduherang-Cigugur. Dari arah utara, air diambil dari mata air Cikahuripan-Kahiyangan Indapatra- Cilimus. Dari arah timur, air dari  Kabuyutan Indrakila-Karangkencana. Sedangkan arah selatan, air dari Kabuyutan Jamberama-Selajambe.