REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut para perusuh yang melakukan kekerasan sebagai preman ekstrem kanan dan memperingatkan mereka yang terlibat dalam kerusuhan di jalanan akan menyesal.
Dalam pidatonya kepada rakyat Inggris terkait kerusuhan yang sedang berlangsung, Keir Starmer mengatakan tidak ada keraguan mereka yang terlibat dalam kekerasan itu akan berhadapan dengan hukum dengan tegas.
"Saya jamin Anda akan menyesal ikut serta dalam kerusuhan ini, baik secara langsung maupun mereka yang menghasut aksi ini melalui internet lalu untuk diri sendiri," kata perdana menteri, Ahad (4/8/2024).
Ia menambahkan ini bukanlah protes, tetapi kerusuhan kekerasan yang terorganisasi. Starmer menyatakan hal itu tidak memiliki tempat di jalanan Inggris atau dunia maya. Ia mengutip serangan terhadap sebuah hotel di Rotherham di mana jendela-jendela dipecahkan, bangunan dibakar, dan tamu serta staf ketakutan.
"Tidak ada pembenaran, termasuk untuk perbuatan itu, dan semua orang yang berpikiran sehat harus mengutuk kekerasan semacam ini," katanya.
Sebuah protes akbar anti-imigran berubah menjadi kekerasan pada Ahad saat demonstran sayap kanan menyerang sebuah hotel di Rotherham yang menampung pencari suaka, memecahkan jendela dan membakar bangunan.
Insiden ini terjadi tepat sebelum tengah hari dan ditandai dengan bentrokan intens antara pengunjuk rasa ekstrem kanan dengan polisi dan pendukung migran.
"Orang-orang di negara ini berhak untuk merasa aman dan kita telah melihat komunitas Muslim menjadi sasaran dan serangan terhadap masjid. Jadi, saya tidak akan ragu menyebut ini apa adanya, premanisme ekstrem kanan," kata Starmer.
Dia menambahkan: "Jika Anda menargetkan seseorang karena warna kulit atau agama, ini adalah ekstrem kanan."
Sebelumnya, pihak berwenang melaporkan setidaknya 100 penangkapan setelah meletusnya kekerasan, tidak hanya di Rotherham tetapi di seluruh Inggris, dengan lebih banyak demonstrasi yang direncanakan pada Ahad.
Protes serupa diperkirakan akan terjadi di Bolton, Lancaster, Middlesborough, Weymouth, dan Newcastle upon Tyne. Para perusuh bertopeng, beberapa mengenakan bendera Inggris, berkumpul di luar hotel yang diketahui menampung migran.
Pihak berwenang setempat dalam keadaan waspada tinggi, mengantisipasi lebih banyak protes kekerasan di seluruh negeri pada Ahad. Kerusuhan itu merebak, menyusul pembunuhan tragis tiga remaja di Southport pada Senin lalu, sebuah peristiwa yang telah semakin memperkeruh hubungan komunitas serta memicu serangkaian kekacauan lainnya di berbagai kota di seluruh Inggris.