REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW tercatat pernah mengubah nama anggota keluarga dan beberapa sahabatnya. Ada enam orang yang diganti namanya oleh Nabi Muhammad SAW.
Pertama, adalah Hasan dan Husain, yang merupakan cucu beliau SAW. Awalnya, ayah mereka, yakni Ali bin Abi Thalib, ingin agar Hasan dinamai Harb.
Ibnu Atsir meriwayatkan dalam Musnad Ahmad, bahwa ketika Hasan lahir, Ali mendatangi Nabi Muhammad SAW. Kemudian Nabi SAW bertanya tentang nama apa yang Ali berikan kepada anaknya itu. Ali menjawab, "Kami menamainya Harb." Lalu Nabi Muhammad berkata, "Tidak, dia adalah Hasan."
Begitu pun saat Husain lahir, dan Ali juga ingin menamainya Harb. Namun Nabi Muhammad SAW kembali menolaknya. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak, dia Husain."
Kedua, adalah Zaid al-Khair, yang bernama lengkap Zaid bin Muhalhal Abu Maknaf al-Ta'i, dan populer dengan panggilan Zaid Al-Khail di masa pra-Islam. Dia termasuk tokoh penting di masa jahiliyah dan pengaruhnya juga sangat kuat.
Ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah dan menyampaikan khutbahnya di depan banyak orang, tiba-tiba Zaid Al-Khail berdiri di depan semua orang lalu mengucapkan syahadat dengan suara lantang.
Nabi pun bertanya, "Siapa kamu?" Zaid menjawab, "Aku Zaid Al-Khail bin Muhalhal." Kemudian Nabi SAW bersabda, "Tidak, kamu adalah Zaid Al-Khair, bukan Zaid Al-Khail..."
Ketiga, adalah Safinah. Nabi Muhammad SAW pernah memiliki seorang budak badui, yang pada awalnya bernama Mahran, lalu diganti Nabi SAW dengan nama Safinah.
Cerita di balik penamaan tersebut, yaitu ketika dia ikut dalam sebuah perjalanan bersama Nabi Muhammad SAW dan beberapa sahabat.
Saat itu mereka kelelahan karena barang bawaan yang berat, kemudian melepas barang-barang tersebut dari gendongannya.
Lantas Safinah turun (dari unta) dan berkata, "Bawalah di punggungku." Lalu Nabi SAW berkata, "Bawalah, karena kamu adalah Safinah sehingga ketika aku membawa satu atau dua unta, itu (barang-barang bawaan) tidak akan memberatkanku."