REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah warga Gaza yang terinfeksi penyakit menular terus meningkat. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, ada 1.737.524 orang yang menderita kasus hepatitis A, impetigo, diare berair akut, dan diare berdarah. Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, kasus-kasus tersebut menurun karena penutupan rumah sakit dan stasiun medis serta gerak maju penjajah ke Rafah. Kejadian ini memaksa warga mengungsi dan menyebabkan berkurangnya layanan medis, ujar Kementerian Kesehatan lewat keterangan tertulis kepada Republika, Senin (5/8/2024).
Tidak ada survei penyakit menular yang dilakukan di semua tempat penampungan dan tempat berkumpulnya para pengungsi mengingat penembakan yang sedang berlangsung dan bahaya pergerakan manusia.
Selain itu, Kementerian Kesehatan melaporkan pelanggaran Israel terhadap sistem kesehatan, kemampuan dan para petugas kesehatan terus berlanjut. Puluhan institusi kesehatan telah dirusak. Sementara itu, lebih dari 885 kader kesehatan dan spesialis medis menjadi martir. Sedikitnya, sebanyak 310 di antaranya ditangkap.
Kebiadaban Israel yang menargetkan pusat-pusat kesehatan dan rumah sakit telah menyebabkan penutupan 24 rumah sakit dari 38 rumah sakit pemerintah dan swasta. Sementara itu, hanya 14 rumah sakit yang masih beroperasi sebagian. Kampanye genosida juga menyebabkan penutupan 80 pusat kesehatan dari 90 pusat kesehatan dan penghancuran lebih dari 130 ambulans.
Jumlah total permintaan untuk perawatan di luar negeri telah mencapai 25.000 permintaan. Sementara itu, penduduk yang memperoleh koordinasi dan persetujuan untuk melakukan perjalanan telah mencapai 6.645 orang. Jumlah mereka yang dapat melakukan perjalanan ke luar Jalur Gaza hanya mencapai 4.859 orang yang terluka dan sakit. Selain itu, penyeberangan tidak berfungsi lagi karena ditutup oleh pasukan penjajah Israel sejak 5 Juli 2024.
Jumlah total syuhada yang gugur pada Senin (5/8/2024), yakni sebanyak 40 korban jiwa. Sedangkan jumlah total korban luka-luka adalah 71 orang. Jumlah syuhada yang gugur akibat kekurangan gizi sejak awal agresi mencapai 34 syuhada, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak.
Jumlah kumulatif syuhada sejak awal agresi telah mencapai 39.623 syuhada. Sebanyak 29.868 di antaranya memiliki data lengkap di Kementerian Kesehatan, di samping 9.755 syuhada yang datanya tidak lengkap. Jumlah korban luka-luka juga telah melampaui 91.469 orang.
Jumlah laporan melalui tautan elektronik yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza pada (5 Januari 2024) untuk melaporkan para syuhada dan orang hilang telah mencapai 4.989 laporan.
Jumlah kumulatif layanan ambulans telah mencapai lebih dari 121.880 misi sejak awal agresi. Pusat-pusat perawatan primer pemerintah terus bekerja meskipun ada hambatan, kekurangan obat-obatan, kelangkaan air, dan kurangnya keamanan dan keselamatan, karena jumlah total kunjungan sejak awal agresi mencapai 19.02073, 85% di antaranya diklasifikasikan sebagai layanan darurat.