Selasa 06 Aug 2024 09:31 WIB

Pangkalan Militer AS di Irak Ditembaki Roket, Iran Mulai Menyerang?

Sedikitnya lima personel AS terluka akibat serangan tersebut.

Tentara Amerika Serikat (Ilustrasi)
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
Tentara Amerika Serikat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sedikitnya lima personel Amerika Serikat terluka akibat sebuah serangan terhadap sebuah pangkalan militer di Irak pada Senin (5/8/2024), lapor Reuters yang mengutip para pejabat AS.

Serangan tersebut terjadi di tengah ketegangan di Timur Tengah  saat terbukanya kemungkinan gelombang serangan baru oleh Iran dan sekutunya menyusul pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pada pekan lalu.

Baca Juga

Dua roket Katyusha ditembakkan ke pangkalan udara Ain al-Assad di Irak barat, kata dua sumber keamanan Irak. Salah satu sumber keamanan Irak mengatakan, roket-roket tersebut jatuh di dalam pangkalan. Tidak jelas apakah serangan tersebut terkait dengan ancaman Iran untuk membalas pembunuhan tersebut.

Seorang pejabat Gedung Putih juga mengonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan mengenai insiden tersebut. Sejauh ini belum ada kelompok di Irak atau di tempat lain di wilayah tersebut yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Beberapa laporan media Israel mengatakan, sedikitnya dua personil Amerika tewas dalam serangan terhadap pangkalan di Irak. Jaringan Al-Mayadeen Lebanon, mengutip sumber-sumbernya, melaporkan bahwa tiga ledakan yang disebabkan oleh serangan roket dan pesawat tak berawak terdengar di pangkalan Ain al-Assad.

Menurut laporan media AS, para pejabat militer di pangkalan tersebut sedang melakukan penilaian kerusakan pasca serangan untuk menentukan cakupan insiden dan potensi kerusakan struktural pada fasilitas tersebut.

photo
Pasukan tentara Amerika Serikat - (Youtube)

Sekitar 10 hari yang lalu, sumber-sumber keamanan melaporkan bahwa empat roket mendarat di pangkalan yang sama di tengah meningkatnya sentimen anti-Amerika di wilayah tersebut atas kebijakan-kebijakan Washington, termasuk dukungannya terhadap genosida yang sedang berlangsung oleh Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Pada Rabu pekan lalu (hari dimana Ismail Haniyeh dibunuh), Iran mengatakan, AS memikul tanggung jawab atas pembunuhan mantan perdana menteri Palestina di Teheran karena dukungannya terhadap Israel.

Para pejabat AS, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa salah satu warga AS yang terluka mengalami luka serius. Jumlah korban tersebut didasarkan pada laporan awal yang masih bisa berubah, kata mereka. "Personel pangkalan sedang melakukan penilaian kerusakan pasca-serangan," tambah salah satu pejabat.

Pada pekan lalu, AS dilaporkan melakukan serangan di Irak terhadap individu-individu yang menurut mereka adalah militan yang bersiap-siap meluncurkan drone. Mereka dinilai bisa menjadi ancaman bagi pasukan AS dan koalisi.

AS telah mengamati untuk melihat apakah Iran akan memenuhi janjinya untuk menanggapi pembunuhan Haniyeh dua hari yang lalu di Teheran, salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh-tokoh senior dalam kelompok militan Palestina ketika perang antara Israel dan Hamas di Gaza berkobar.

 

Pentagon mengatakan akan mengerahkan jet-jet tempur tambahan dan kapal-kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah. Washington berusaha meningkatkan pertahanan menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya, Hamas dan Hizbullah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement