REPUBLIKA.CO.ID, Seorang pilot helikopter Selandia Baru dilaporkan tewas di Papua Tengah. Glen Malcolm Conning, pria berusia 50 tahun dari Motueka, tewas oleh pemberontak separatis di wilayah paling timur Indonesia, Papua, setelah mendarat di daerah terpencil.
Seperti dilaporkan media Selandia Baru, New Zeland Herald, pilot itu dikenal sebagai penerbang berpengalaman di Pulau Selatan.
Sepak terjang Conning cukup banyak. Ia merupakan seorang pilot helikopter berpengalaman Pulau Selatan yang membantu memadamkan kebakaran di Christchurch, Port Hills baru-baru ini. Ia bekerja sebagai penerbang untuk perusahaan penerbangan Indonesia, Intan Angkasa Air Service.
Saat insiden terjadi, ia mengaku sejumlah awak. Penumpangnya - dilaporkan termasuk dua petugas kesehatan, seorang bayi, dan seorang anak - tidak terluka.
Kementerian Luar Negeri & Perdagangan Selandia Baru (Mfat) mengatakan pihaknya mengetahui laporan yang keluar dari Papua. “Kedutaan Besar kami di Jakarta sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak berwenang, dan kami belum memberikan komentar lebih lanjut pada tahap ini.”
Seorang teman dekat Conning, Kerry Gatenby hari ini memberikan penghormatan kepada pemburu dan nelayan yang bersemangat itu.
“[Glen] sangat dicintai oleh masyarakat Motueka dan merupakan pria yang sangat mencintai keluarga,” kata Gatenby.
“Kami punya pepatah di antara kami saat bertemu, kami akan berteriak, ‘Shag!’
“Dia orang yang istimewa.”
Lokasi insiden penembakan terhadap Conning merupakan daerah sangat terisolasi dan hanya dapat dicapai dengan mudah melalui udara.
Pembunuhan kejam
Pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka terhadap pilot helikopter Glen Malcolm Conning di Distrik Alama, Mimika, terbilang kejam. Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz mengungkapkan, pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut, tewas mengenaskan dengan cara ditembak, dan dibacok, lalu dibakar.