REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2024 mencapai 5,05 persen year on year (YoY). Pertumbuhan ini melambat bila dibandingkan kuartal pertama 2024 yang mencapai 5,11 persen YoY dan juga melambat bila dibandingkan kuartal kedua 2023 yang mencapai 5,17 persen YoY.
Ekonom Senior DBS Bank Radhika Rao mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang di bawah target ini menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk pemerintahan baru yang bakal dipimpin pasangan pemenang Pemilu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Pertama, investasi di sektor manufaktur. Nah, memang untuk Indonesia, secara spesifik masih berbasis sumber daya alam dan mineral, mau tidak mau, memang mulai dari sana. Walaupun diharapkan sih lebih banyak lagi investasi manufaktur yang lain," kata Radhika di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Strategi kedua adalah mendorong investasi human capital atau sumber daya manusianya. Investasinya pun dengan meningkatkan kemampuan keterampilan tenaga kerja secara keselurhan termasuk produktivitas pendidikan kesehatan dan sebagiannya. Sehingga, dengan sumber daya manusia yang terampil persaingan pun akan kompetitif.