Selasa 06 Aug 2024 19:37 WIB

Pergunu: Masjid di Indonesia Darurat Najis!

Masjid-masjid di Indonesia disebut kebanyakan hanya melihat faktor kepantasan.

Rep: Muhammad Gavindra Pratama/Tubagus Abyan Ammar/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Masjid
Foto: Republika
Ilustrasi Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu), KH Nasrulloh Afandi mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kebersihan masjid di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Gus Nasrul, sapaan akrab Nasrulloh, banyak masjid di Indonesia saat ini berada dalam kondisi darurat najis sehingga mengancam kesucian tempat beribadah umat Islam tersebut.

"Seringkali, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid-Red) atau pengurus masjid tidak menyadari masalah ini," kata Gus Nasrul saat dihubungi Republika, Senin (5.8/2024).

Menurut Gus Nasrul, masjid-masjid di Indonesia kebanyakan hanya melihat faktor kepantasan namun kurang memperhatikan faktor kesucian. Masalah kebersihan ini paling sering ditemukan di masjid-masjid yang berada di rest area jalan tol, pom bensin, tempat wisata, perkantoran, perusahaan, dan rumah makan. 

Setiap melakukan perjalanan jauh, Gus Nasrul sering mendapati lantai masjid menjadi najis akibat ketidaktahuan petugas kebersihan tentang fikih thaharah atau kesucian. "Salah satu penyebab utama masjid menjadi najis adalah ketidakpahaman tentang fikih thaharah," katanya.

Ia menjelaskan, banyak petugas kebersihan menggunakan alat pel yang sebelumnya dipakai untuk mengepel lantai WC umum tanpa menyucikannya terlebih dahulu. Lantai kamar mandi sering kali terkena najis, dan jika alat pel tersebut langsung digunakan di masjid, najisnya bisa menyebar ke seluruh lantai.

“Solusinya makanya harus diadakan pelatihan. Jadi pelatihan untuk kesucian masjid itu yang pertama. Dari situ para takmir masjid jangan sembarangan mengangkat cleaning service atau tenaga kebersihan yang tidak mengerti fiqih thaharah," katanya.

Menurut Gus Nasrul, berbeda dengan yang terjadi di kampung-kampung yang mana masjidnya masih terawat. "Kenapa masjid-masjid di kampung itu terawat? Karena kebanyakan masjid-masjid di kampung yang menjadi pengurus masjid adalah lulusan pesantren," kata dia.

Ia menekankan, dengan adanya perhatian dari para tokoh agama dan pemerintah diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan masjid akan meningkat. "Sehingga masjid-masjid di Indonesia bisa terjaga kesuciannya dan nyaman digunakan untuk beribadah," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement