Selasa 06 Aug 2024 20:53 WIB

Soal Peluang Gabung KIM Plus, PKB: Politik Itu Cair

PKB belum menentukan sikap terkait Pilgub DKI Jakarta.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) buka suara soal kemungkinan tak mengusung Anies Baswedan dan bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Partai yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin itu masih belum menentukan sikap dalam Pilgub DKI Jakarta.

Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid mengatakan, selama ini partainya hendak mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta. Namun, niat itu belum mencapai titik temu lantaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memasangkan Anies dengan kader mereka tanpa pembahasan dengan partai lain. 

Baca Juga

"Politik kan cair. Selama ini kan PKB ketika mengusung Pak Anies, PKS mengusung wakilnya. Kan belum ketemu titik temunya. Sementara muncul lagi KIM plus. Kita lihat saja dinamikanya seperti apa, finalnya seperti apa," kata dia di Kantor DPP PKB, Selasa (6/8/2024). 

Jazilul belum mau memastikan pasangan calon yang akan diusung PKB di Pilgub DKI Jakarta. Ia meminta semua pihak untuk menunggu keputusan yang akan diambil partainya. 

Ketika ditanya soal rumor KIM plus yang ingin menjegal langkah Anies di Pilgub DKI Jakarta, ia tak memberikan jawaban dengan lugas. Namun sebagian partai memiliki keinginan untuk berkolaborasi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Langkah itu dimulai dari kerja sama yang dilakukan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. 

"Ada keinginan untuk melakukan kerja sama, kolaborasi, dalam pemerintahan ke depan dan sebagian dimulai dari pilkada. Kan kita ingin pilkada berjalan lancar, apalagi di DKI, enggak ada riuh-riuh supaya semuanya lancar," kata Jazilul.

Ia pun tak menutup kemungkinan hanya ada satu pasangan calon yang diusung partai di Pilgub DKI Jakarta. Namun, itu tergantung komitmen para partai politik dalam mengusung pasangan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement