Rabu 07 Aug 2024 05:38 WIB

Siapa Yahya Sinwar, Mengapa Ia Dipilih Gantikan Ismail Haniyeh?

Penunjukkan Yahya Sinwar mengirimkan sinyal kuat ke Israel.

Red: Fitriyan Zamzami
Yahya Sinwar, pemimpin Palestina Hamas di Jalur Gaza.
Foto: AP/John Minchillo
Yahya Sinwar, pemimpin Palestina Hamas di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan pemimpin mereka di Gaza, Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik menggantikan Ismail Haniyeh yang syahid pekan lalu. Siapa tokoh itu dan apa pesan penunjukannya sebagai kepala biro politik?

Patut dicatat, Hamas memiliki sejumlah tokoh yang berada di posisi yang lebih aman di luar Palestina. Sementara Sinwar saat ini bersama warga Gaza tengah bertahan dari gempuran brutal Israel di wilayah terkepung tersebut.

Baca Juga

Selain itu, Sinwar juga dilihat sebagai sosok yang lebih frontal dalam perlawanannya terhadap Israel. Ia Dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober terhadap Israel. Pihak Israel tak menutup-nutupi niatan mereka menghabisi Sinwar. Para petinggi militer penjajah bahkan menyatakan bahwa Sinwar saat ini “hidup dalam waktu pinjaman”.

Artinya, penunjukkan Sinwar adalah juga pesan penting terhadap Israel: Bahwa perlawanan di Gaza tak akan mengendur. Penunjukkan ini bisa dilihat dalam kerangka tantangan kepada entitas penjajah.

“Saya pikir fokus pada Gaza, dan fokus pada Sinwar, adalah sinyal pembangkangan yang besar,” kata analis politik senior Aljazirah, Marwan Bishara. “Dan fakta bahwa Hamas tidak akan kehilangan Gaza, bahwa Hamas akan tetap menjadi kekuatan di Gaza, dan karenanya pemimpinnya tetap ada di sana.”

Analisis dari American Enterprise Institute’s Critical Threats Project, Institute for the Study of War dan CNN melansir bahwa hampir setengah dari batalion militer Hamas di Gaza utara dan tengah telah membangun kembali beberapa kemampuan tempur mereka. Hal ini menyangkal klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa mereka berhasil melumpuhkan pejuang Hamas.

Sayap militer Hamas, yang dikenal sebagai Brigade al-Qassam, dibagi menjadi 24 batalyon yang tersebar di seluruh wilayah, menurut militer Israel. Per 1 Juli, hanya tiga dari 24 batalyon ini yang tidak lagi bisa bertempur secara efektif karena dihancurkan oleh militer Israel, menurut penilaian CTP dan ISW. Delapan batalyon tempur efektif, mampu melaksanakan misi melawan tentara Israel di darat di Gaza.

Sedangkan 13 sisanya telah terdegradasi, hanya mampu melakukan serangan gerilya secara sporadis dan sebagian besar tidak berhasil. Batalyon di Gaza tengah adalah yang paling sedikit mengalami kerusakan di jalur tersebut, menurut sumber dan analisis militer Israel. Sumber-sumber Israel mengatakan mereka belum “menangani” batalyon-batalyon tersebut secara memadai karena mereka diyakini menyandera banyak orang Israel.

Analisis CTP, ISW dan CNN mengenai kemampuan Hamas untuk menyusun kembali fokus pada 16 batalyon di Gaza tengah dan utara, yang merupakan target serangan Israel yang paling lama berjalan. Tujuh dari 16 batalyon ini telah mampu menyusun dan membangun kembali beberapa kemampuan militer mereka setidaknya sekali dalam enam bulan terakhir. Semua ini berada di bagian utara Jalur Gaza yang diluluhlantakkan Israel.

photo
Daftar Panjang Pembunuhan Politik Israel - (Republika)

“Dia [Sinwar] telah melejit ke posisi berpengaruh di Hamas, memimpin Hamas di Gaza. Pilihan Hamas untuk menunjuknya sebagai pemimpin gerakan tersebut kini menempatkan Gaza sebagai pusat perhatian, bukan hanya kejadian di lapangan, namun tentu saja dinamika dalam gerakan Hamas,” kata Nour Odeh, seorang analis politik Palestina yang berbasis di Ramallah kepada Aljazirah. “Dan ini benar-benar mengirimkan sinyal, sejauh menyangkut negosiasi gencatan senjata, bahwa Gazalah yang mengambil keputusan.”

Hizbullah menyambut baik penunjukan Sinwar pada Selasa malam, dan menyebutnya sebagai pesan yang kuat kepada Israel dan Amerika Serikat, dan menunjukkan bahwa Hamas bersatu dalam pengambilan keputusan. “Memilih saudara Yahya Sinwar dari jantung Jalur Gaza yang terkepung – yang berada di garis depan dengan pejuang perlawanan dan di antara anak-anak bangsanya, di bawah reruntuhan, blokade, pembunuhan dan kelaparan – menegaskan kembali bahwa tujuan yang ingin dicapai musuh yakni membunuh para pemimpin telah gagal,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Sinwar kini akan mencoba mendorong gerakan tersebut melewati masa-masa yang tidak menentu di seluruh wilayah dari lokasi yang tidak diketahui di Gaza. Pemimpin Palestina yang tinggal di Gaza adalah musuh publik nomor satu di Israel. Jadi, dengan memilihnya sebagai kepala biro politik, Hamas mengirimkan pesan pembangkangan kepada pemerintah Israel.

Namun masih belum jelas bagaimana Sinwar dapat berkomunikasi dengan sesama anggota Hamas, menjalankan operasi politik sehari-hari gerakan tersebut, dan mengawasi perundingan gencatan senjata di Gaza sambil bersembunyi.

Begini profil Yahya Sinwar, baca halaman selanjutnya

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement