Rabu 07 Aug 2024 15:37 WIB

Menlu AS Sebut Nasib Akhir Perang di Gaza Ada di Tangan Yahya Sinwar

Blinken menilai gencatan senjata tergantung Sinwar dan bisa cegah serangan Iran.

Red: Andri Saubani
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
Foto:

Hamas pada Selasa (6/8/2924), seperti dilaporkan Quds News Network secara resmi mengumukan Yahya Sinwar sebagai kepala Politik Biro. Sinwar menggantikan almarhum Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran pada pekan lalu.

Yahya Sinwar, salah satu tokoh terkemuka Hamas, diduga sebagai arsitek dari operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang kemudian menyulut perang di Gaza yang hingga kini masih berlangsung. Israel pun telah menegaskan Sinwar sebagai tokoh Hamas yang paling dicari untuk dibunuh lewat agresi di Gaza.

Media Barat kerap menjuluki Sinwar sebagai 'mimpi buruk' Israel. Sinwar dinilai sebagai tokoh di Hamas yang paling mengetahui pola pikir Zionis, dan kalangan Israel menuduh Sinwar memiliki kemampuan untuk memanipulasi mereka. Sinwar juga dijuluki 'Sang Elang' dalam gerakan militan Hamas, yang mampu mempengaruhi jalannya negosiasi terkait pertukaran sandera dengan Israel.

Hizbullah menyambut baik penunjukan Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menyebutnya sebagai pesan keras kepada Israel dan Amerika Serikat, dan menunjukkan bahwa Hamas solid dalam pengambilan keputusan. "Memilih saudara Yahya Sinwar dari jantung Jalur Gaza, yang hadir di garis depan berama pejuang perlawanan dan di antara rakyatnya, di bawah reruntuhan, blokade, pembunuhan, dan kelaparan, mencerminkan bahwa tujuan musuh daru pembunuhan pemimpin (Hamas) telah gagal," demikan keterangan Hizbullah.