Rabu 07 Aug 2024 15:39 WIB

Dari PAUD Hingga Beasiswa Luar Negeri, Ikhtiar Yayasan Thohir untuk Pendidikan RI

Program ini bertujuan mencetak calon pemimpin bangsa ke depan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Ketua Yayasan Mochamad Thohir, Garibaldi Thohir (kanan) dan perwakilan Alumni University of Southern California Indonesia (AUSCI) Ari Firmandi (kiri) dalam acara sosialisasi program SAMBA dan TAMBA di kantor Adaro Energy Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Foto: Muhammad Nursyamsi/Republika
Ketua Yayasan Mochamad Thohir, Garibaldi Thohir (kanan) dan perwakilan Alumni University of Southern California Indonesia (AUSCI) Ari Firmandi (kiri) dalam acara sosialisasi program SAMBA dan TAMBA di kantor Adaro Energy Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Mochamad Thohir, Garibaldi Thohir atau Boy Thohir menekankan pentingnya aspek pendidikan dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Boy menyebut upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) tak bisa dilakukan pemerintah semata.

Hal ini yang mendasari Boy melalui Yayasan Mochamad Thohir maupun sejumlah perusahaannya seperti Adaro hingga Saratoga secara aktif menelurkan sejumlah program pendidikan dari tingkat usia dini atau PAUD dan beasiswa universitas dalam negeri. 

Baca Juga

"Kenapa PAUD? Karena saya ingin dari usia dini, anak Indonesia sudah terlatih dan terdidik memiliki karakter yang bagus. Saya belajar banget bahwa manusia itu bisa ditentukan oleh golden age, kalau salah kita mendidik mereka di masa golden age, seumur hidup akan salah. Jadi kita mulai dari bawah," ujar Boy dalam acara sosialisasi program SAMBA dan TAMBA di kantor Adaro Energy Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Tak hanya itu, Boy bersama Pendiri William & Lily Foundation, Edwin Soeryadjaya membuat program beasiswa Thohir Marshall MBA (TAMBA) dan Soeryadjaya Marshall MBA (SAMBA) dengan mengirimkan kandidat terpilih menjalani program studi magister (S2) International Business Education and Research (IBEAR) MBA selama satu tahun di University of Southern California (USC) Marshall School of Business, Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS).

Boy ingin memberikan kesempatan kepada anak bangsa terbaik untuk menimba ilmu di tempat yang juga terbaik. Boy mengatakan program ini bertujuan mencetak calon pemimpin bangsa ke depan. "Kalau PAUD dan beasiswa dalam negeri, kita sudah banyak sekali lewat Adaro dan Saratoga. Khususnya yang ini (SAMBA dan TAMBA) memang tujuannya untuk menciptakan Indonesia future leader," ucap Boy. 

Boy menilai karakter kepemimpinan berwawasan global dapat membantu Indonesia memenangkan persaingan dengan negara lain. Boy mengatakan hal ini pun telah dilakukan Singapura yang gencar mengirimkan mahasiswanya kuliah di Negeri Paman Sam.  

"Soal pendidikan, seluruh dunia mengakui keunggulan AS dan Inggris karena sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Saya berharap bisa ikut membantu menciptakan future leader yang punya wawasan internasional," lanjut Boy. 

Boy berharap para kandidat terpilih nanti juga bisa menjadi entrepreneur yang membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Boy mengatakan hal ini pun telah diterapkan banyak alumni University of Southern California Indonesia (AUSCI).

Boy menyampaikan isu lapangan kerja menjadi tantangan bagi Indonesia. Menurut Boy, AUSCI memiliki kemampuan besar untuk menekan tingginya tingkat pengangguran melalui berbagai jenis usaha ke depan.

"Di AUSCI sendiri itu sekitar 90 persennya adalah entrepreneur. Saya berharap lulusan (beasiswa) ini juga dapat membuat usaha dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia," kata Boy. 

Perwakilan AUSCI Ari Firmandi mengatakan program SAMBA dan TAMBA telah mengirimkan tiga penerima beasiswa untuk menjalani program IBEAR MBA pada Juni 2024 hingga Juni 2025. Saat ini, lanjut Ari, panitia tengah menyaring dua calon penerima beasiswa untuk program IBEAR MBA pada Juni 2025-2026.

Ari mengatakan calon peserta wajib memenuhi persyaratan berupa maksimal 40 tahun, berkomitmen untuk bekerja di Indonesia selama lima tahun setelah lulus, profesional atau entrepreneur yang telah bekerja selama enam tahun, memiliki skor TOEFL minimal 95 plus atau IELTS minimal 7, dan memiliki skor GMAT minimal 540. Tak hanya kelengkapan berkas dokumen, Ari mengatakan nantinya akan ada ujian tertulis maupun wawancara untuk mengetahui visi dan misi calon penerima beasiswa dalam mengaplikasikan ilmunya di Indonesia. 

"Kriteria kita juga akan melihat seperti apa visi dan misi mereka soal kepemimpinan dan ilmu yang didapatkan nanti untuk Indonesia," ujar Ari.

Ari menyampaikan keunggulan USC terletak pada fokus pengajarannya yang spesifik terkait riset dan bisnis. Selain itu, penerima beasiswa juga akan berkesempatan magang di perusahaan Fortune 500, seperti Microsoft hingga Tesla. 

Ari yang juga merupakan alumnus USC yang menjalani tugas magang di salah satu perusahaan pertahanan terkemuka AS yakni Lockheed Martin Corporation. Ari menilai hal ini merupakan kesempatan emas lantaran juga bisa langsung bertemu dengan CEO top dunia tersebut. 

"Yang menarik di semester terakhir semua diberikan kesempatan real project di perusahaan Fortune 500. Ini merupakan kepercayaan dari perusahaan AS terhadap program IBEAR MBA USC," kata Ari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement