SUKABUMI--Jumlah produksi sampah di Kota Sukabumi masih tinggi mencapai sebanyak 184,4 ton per hari. Kondisi ini disebabkan masih minimnya pengolahan sampah yang dilakukan masyarakat.
Hal ini mengemuka disela-sela sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekola (GPBLHS) atau adiwiyata yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi di Hotel Fresh, Rabu (7/8/2024). Acara tersebut secara resmi dibuka Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji.
'' Kota Sukabumi menghasilkan 184,4 ton sampah setiap hari dengan jumlah penduduk sekitar 360.000 orang,'' ujar Kepala DLH Kota Sukabumi, Asep Irawan. Hal ini berarti setiap individu di Sukabumi memproduksi sekitar 0,5 kilogram sampah per hari.
Asep menuturkan, sebanyak 73 persen dari sampah ini dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga hanya 27 persen yang diolah oleh masyarakat.
'' Dari total sampah yang ada, sekitar 40 persen berasal dari sisa makanan rumah tangga dan restoran,'' kata Asep. Data ini menunjukkan bahwa upaya pengolahan sampah oleh masyarakat di Sukabumi masih sangat terbatas.
Ke depan lanjut Asep, perlunya adopsi paradigma baru dalam pengelolaan sampah, dimulai dari pendidikan lingkungan sejak dini. Ia menyebutkan bahwa di Jepang, anak-anak sekolah dasar diajarkan tentang etika lingkungan dan cara hidup bersih selama empat tahun pertama pendidikan mereka.
Acara ini lanjut Asep, diharapkan dapat memainkan peran strategis dalam mengubah budaya masyarakat menuju perilaku ramah lingkungan. Gerakan peduli lingkungan harus dilakukan secara sadar, sukarela, dan berkelanjutan dengan tujuan menciptakan perilaku bertanggung jawab dalam upaya pelestarian lingkungan.
Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dan melibatkan semua lapisan masyarakat untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Sukabumi. '' Pendidikan lingkungan sejak dini, perubahan perilaku, dan penerapan kebijakan yang tepat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,'' jelasnya.
Langkah pertama terang Kusmana adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah. Program edukasi dan kampanye publik dapat membantu menciptakan kesadaran ini.
Selanjutnya, perlu disediakan fasilitas yang memadai untuk pengolahan sampah. Misalnya seperti tempat pembuangan sampah yang terpisah untuk organik dan non-organik.
'' Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan ini,'' imbuh Kusmana. Pemerintah harus menyediakan regulasi yang mendukung dan fasilitas yang memadai, sementara sektor swasta dapat berkontribusi melalui inovasi teknologi dan investasi dalam infrastruktur pengolahan sampah.
Masyarakat ungkap Kusmana harus berpartisipasi aktif dalam program-program ini. Mereka diberikan pemahaman tentang cara mengelola sampah di rumah, serta pentingnya mendaur ulang dan mengurangi penggunaan plastik. Riga Nurul Iman