Rabu 07 Aug 2024 17:42 WIB

Usai Bunuh Pilot Selandia Baru, OPM Malah Salahkan TNI-Polri

Jubir menyampaikan, OPM tidak bertanggungjawab dalam terbunuhnya pilot Glen Malcolm.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Erik Purnama Putra
Kondisi pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning di dalam helikopter yang ditembak OPM di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin (5/8/2024).
Foto: Republika.co.id
Kondisi pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning di dalam helikopter yang ditembak OPM di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin (5/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) tak bersedia bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap pilot helikopter asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning. Alih-alih mengakui sebagai pihak yang melakukan perbuatan keji tersebut, TPNPB-OPM curiga aksi tak manusiawi itu merupakan skenario yang dilakukan oleh kelompok separatis binaan pemerintah, dalam hal ini TNI-Polri.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, pembunuhan Glen Malcolm yang terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin (5/8/2024), berkaitan dengan kesediaan kelompok Papua merdeka tersebut untuk membebaskan Kapten Philip Mark Marthens. Kapten Philip adalah pilot Susi Air, yang juga berkebangsaan Selandia Baru.

Baca Juga

Dia sejak Februari 2023, dalam penyanderaan OPM di bawah Egianus Kogeya yang beroperasi di Nduga, Papua Tengah. Pada Sabtu (3/8/2024), Egianus Kogeya melalui siaran video terbuka kepada TNI dan pemerintah Indonesia menyampaikan kesediannya untuk bernegosiasi membebaskan Kapten Philip.

Sebby pun menjelaskan, sikap Egianus yang akan membebaskan Kapten Philip tersebut ditanggapi negatif oleh otoritas keamanan Indonesia, terutama dari Satgas Operasi Damai Cartenz. "Kami curiga bahwa pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru sudah diskenariokan oleh militer dan polisi Indonesia itu sendiri," kata Sebby kepada Republika.co.id di Jakarta pada Rabu (7/8/2024).