Rabu 07 Aug 2024 18:15 WIB

Pengamat: PKS Jadi Bidikan Utama KIM Plus di Jakarta

Tetap ada kemungkinan PDIP dan PKS tidak diajak untuk bergabung dengan KIM plus

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Pengamat Politik Ray Rangkuti.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pengamat Politik Ray Rangkuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi target utama untuk diajak bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dengan kehadiran PKS, koalisi pendukung pasangan Prabowo-Gibran itu otomatis akan menjadi KIM plus.

Ray mengatakan, ada dua syarat KIM plus untuk bisa terbentuk. Pertama, adanya kesediaan partai politik lain untuk bergabung, khususnya PKS dan PKB. Tanpa bergabungnya dua partai itu, KIM plus tak terbentuk. 

Baca Juga

"Sebab bidikan utamanya adalah PKS. Bila PKS bergabung, akan menguatkan posisi KIM dan membuat pesaingnya kesulitan," kata dia kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).

Selain itu, syarat kedua agar KIM plus bisa terbentuk adalah kesediaan Ridwan Kamil untuk dicalonkan menjadi gubernur di DKI Jakarta. Apabila mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu tak mau, wacana KIM plus dengan sendirinya akan berhenti.