Kamis 08 Aug 2024 12:59 WIB

Pakar Militer: Hamas Lebih Kuat Saat Ini, Israel Amburadul

Hamas mengkosolidasikan kekuatan mereka

Red: Nashih Nashrullah
Brigade Al Qassam. Hamas mengkosolidasikan kekuatan mereka
Foto:

Segera setelah Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan pemilihan Yahya Sinwar untuk menggantikan Ismail Haniyeh, kepala biro politiknya, yang dibunuh di ibukota Iran, Teheran, Rabu 31 Juli 2024 lalu, media-media Israel dengan cepat membahas pilihan tersebut dan implikasinya.

Israel Broadcasting Corporation (IBC) mengatakan bahwa penunjukan Sinwar merupakan sebuah kejutan dan sebuah pesan kepada Israel bahwa ia masih hidup dan bahwa kepemimpinan Hamas di Gaza masih kuat dan akan tetap ada.

Sementara itu, analis Timur Tengah Times of Israel, Avi Yissakharov, mengatakan Hamas memilih "orang yang paling berbahaya untuk memimpinnya," terutama karena Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober, yang menelan banyak korban jiwa dan militer serta mengguncang citra intelijen dan badan-badan keamanannya di mata dunia.

Sementara itu, surat kabar Maariv mengatakan bahwa pilihan Sinwar mewakili apa yang mereka gambarkan sebagai sebuah manuver dari pihak Hamas.