Kamis 08 Aug 2024 13:11 WIB

Makan Kucing Jadi Obat Diabetes? Dokter Ungkap Justru Bahaya Bagi Kesehatan

Daging kucing apalagi kucing liar berpotensi besar mengandung patogen berbahaya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas menyuntikkan obat kepada kucing (ilustrasi). Dokter menegaskan, saat ini tak pernah ada penelitian yang membuktikan daging kucing bisa mengobati diabetes.
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Petugas menyuntikkan obat kepada kucing (ilustrasi). Dokter menegaskan, saat ini tak pernah ada penelitian yang membuktikan daging kucing bisa mengobati diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia (HIFDI), dr Putro S Muhammad, menegaskan hingga saat ini tak pernah ada penelitian yang membuktikan daging kucing bisa mengobati diabetes. Pernyataan ini sebagai tanggapan kasus seorang pria di Semarang yang menyantap daging kucing untuk mengontrol kadar gula darah.

“Mengonsumsi daging kucing sampai saat ini tidak pernah ada penelitian yang membuktikan dapat mengobati diabetes,” kata dokter Putro saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (8/8/2024).

Baca Juga

Dokter Putro menjelaskan, penyakit diabetes harus diobati dan dikendalikan dengan mengonsumsi obatan-obatan yang telah teruji secara klinis. Selain itu, penderita diabetes juga harus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, baik dengan berolahraga rutin, membatasi konsumsi karbo, gula, dan sebagainya.

“Sehingga relevansinya diabetes dengan mengonsumsi daging kucing itu menjadi tidak ada,” ujar dokter Putro.

Di sisi lain, konsumsi daging kucing juga menimbulkan isu etika dan kesehatan. Dokter Putro mengatakan kucing bukan sumber protein hewani yang umum dan layak dikonsumsi. Kucing juga termasuk pada hewan liar, bukan hewan ternak yang jelas riwayat pangan dan habitatnya.

“Kucing yang dikonsumsi itu tidak jelas status kesehatannya dan tidak jelas riwayat pangan dan habitatnya, sehingga boleh jadi kucing itu tumbuh besar dengan makanan-makanan yang mengandung racun atau mengandung penyakit,” kata dia.

Menurut dokter Putro, daging kucing apalagi kucing liar berpotensi besar mengandung patogen berbahaya yang bisa menimbulkan risiko berbahaya bagi kesehatan bagi manusia. “Apalagi kucing liar, mereka dapat membawa bibit penyakit yang akan membawa risiko infeksi untuk manusia seperti toksoplasma, salmonella, campylobacter dan seterusnya,” kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement