REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syakirah Humaira Fauzi, mahasiswa Program Studi (prodi) Bisnis Digital di Universitas Nusa Mandiri (UNM) dan mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Bisnis Digital (HIMABIG) berbagi Pengalaman setelah menyelesaikan magang di PT Mustika Ratu Tbk melalui program MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat).
Pengalaman ini memberikan banyak pelajaran berharga yang tidak didapatkan di ruang kelas. Syakirah biasa ia disapa, bercerita di kampus, mahasiswa terbiasa dengan tugas-tugas dan ujian dari dosen yang terukur dan terstruktur. Namun, ketika memasuki dunia kerja, perbedaannya sangat terasa.
Menurut Syakirah, saat dirinya magang dituntut untuk berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru yang dapat diaplikasikan langsung dalam pekerjaan dan memberikan dampak nyata bagi perusahaan. Ini adalah keterampilan yang sangat berbeda dari apa yang biasa dilakukan di kampus.
“Di kampus, jadwal perkuliahan sudah ditentukan, memberikan banyak waktu luang yang kadang membuat mahasiswa bingung untuk mengisi waktu dengan aktivitas yang produktif. Sebaliknya, di tempat magang, waktu terasa lebih padat dan terstruktur,” ungkap Syakirah dalam keterangan rilis, Kamis (8/8/2024).
Ia menambahkan, perbedaan lainnya yakni pendekatan pembelajaran. Di kampus, mayoritas pembelajaran bersifat teoritis, memberikan dasar pengetahuan yang kuat. Namun, di tempat magang, mahasiswa dihadapkan dengan situasi nyata di mana harus menerapkan teori tersebut.
“Kinerja dievaluasi berdasarkan hasil nyata dan kontribusi terhadap proyek yang sedang berjalan. Ini membuat mahasiswa lebih banyak belajar melalui praktik langsung, meskipun terkadang melakukan kesalahan. Namun, justru dari kesalahan-kesalahan inilah pelajaran berharga didapatkan,” jelas Syakirah.
Selain keterampilan teknis, Syakirah kembali bercerita, magang juga merupakan sarana yang sangat baik untuk mengasah soft skills. Misalnya, kemampuan komunikasi sangat penting saat harus berinteraksi dengan berbagai pihak di perusahaan.
“Di sini kita belajar bagaimana menyampaikan ide dengan jelas dan efektif, serta mendengarkan dan memahami perspektif orang lain,” tandasnya.
Kemampuan kerja sama tim juga menjadi sangat penting. Dalam banyak proyek, Syakirah bekerja dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang, yang mengajarkan pentingnya kolaborasi dan bagaimana menyelesaikan konflik yang mungkin timbul. Selain itu, kemampuan beradaptasi juga diuji saat harus menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga di tempat kerja.
“Mengikuti program magang bukan hanya tentang mendapatkan pengalaman kerja, tetapi juga tentang mengembangkan keterampilan baru yang akan sangat berguna di masa depan. Pengalaman magang memberikan perspektif baru dan menambah jam terbang, yang sangat berharga dalam dunia kerja. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat meningkatkan daya saing di pasar kerja,” papar Syakirah.
Tak lupa, Syakirah memberi pesan bahwa sebagai mahasiswa jangan pernah takut untuk mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman.
“Magang adalah kesempatan emas untuk belajar dan berkembang. Mari manfaatkan setiap peluang yang ada untuk meraih masa depan yang lebih cerah,” tutupnya.