Kamis 08 Aug 2024 22:16 WIB

AFPI Komitmen Perangi Pinjol Ilegal dan Buka Akses Pendanaan Lebih Luas

AFPI CEO Forum 2024 menjadi titik temu bagi para pelaku industri fintech lending

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik S. Djafar saat ditemui dalam acara bincang-bincang di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).
Foto: ANTARA/Vinny Shoffa Salma
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik S. Djafar saat ditemui dalam acara bincang-bincang di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) menyatakan akan terus memerangi pinjaman online (pinjol) ilegal. Di sisi lain, AFPI akan terus mendorong akses pendanaan yang lebih luas di Indonesia.

"Kami berkomitmen untuk terus memerangi pinjol ilegal dan mendorong akses pendanaan yang lebih luas di Indonesia," kata Ketua Umum AFPI Entjik S Djafar dalam siaran pers, Kamis (8/8/2024).

Hal itu dia sampaikan pada AFPI CEO Forum 2024 dengan tema “Managing the Wave of Indonesia Post-Election” di Jakarta. Forum dihadiri oleh para CEO penyelenggara fintech lending anggota AFPI, regulator, kementerian dan lembaga, serta para pakar industri keuangan.

AFPI CEO Forum 2024 menjadi titik temu bagi para pelaku industri fintech lending untuk membahas berbagai tantangan dan peluang di masa depan. Forum ini menyoroti pentingnya adaptasi terhadap dinamika pasar yang semakin cepat.

Salah satu poin penting yang mengemuka adalah komitmen bersama untuk memberantas praktik pinjaman online ilegal dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

"AFPI CEO Forum 2024 menjadi ajang bagi para pelaku industri fintech lending untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada," jelas dia.

Sebagai bukti nyata kehadirannya sebagai solusi alternatif pendanaan, AFPI menghadirkan produk-produk UMKM penerima manfaat fintech lending pada AFPI CEO Forum 2024.

Produk tersebut beragam dari cemilan keripik, kerajinan tangan, kriya, serta apparel, yang dipamerkan pada booth #FintechLendingBuatUMKM. Para UMKM ini telah terbantu mengembangkan usahanya melalui pendanaan yang didapat dari fintech lending.

Peran regulator dalam menjaga stabilitas ekosistem keuangan digital menjadi sorotan utama dalam AFPI CEO Forum 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman hadir pada kesempatan itu.

Sebagai salah satu keynote speaker, Agusman memberikan gambaran mengenai arah kebijakan regulator ke depan, dan menekankan bahwa fintech lending memiliki potensi pertumbuhan yang besar.

“Fintech lending pertumbuhannya mencapai 26% (YoY), berarti ini adalah institusi keuangan yang paling tinggi pertumbuhannya di negeri ini," jelas dia.

Hadir pula secara virtual Menteri Keuangan Periode 2013-2014 yang juga Anggota Dewan Penasihat AFPI, Chatib Basri. Dia memberikan sambutannya dalam tiga perspektif, yaitu kondisi ekonomi global, dampaknya pada ekonomi Indonesia, dan bagaimana kondisi ekonomi Indonesia pasca pemilu.

Hingga Mei 2024, industri fintech lending tercatat telah menyalurkan Rp874,5 triliun kepada 129 juta peminjam di Indonesia, dengan porsi penyaluran sektor produktif sebesar 30,61 persen.

Menurut riset EY MSME Market Study & Policy Advocacy, diproyeksikan total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 akan mencapai Rp4.300 triliun dengan kemampuan supply hanya Rp1.900 triliun. Itu berarti terdapat selisih sebesar Rp2.400 triliun dari total kebutuhan pembiayaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement