REPUBLIKA.CO.ID, Suatu hari, Sayyidatina Aisyah Radhiyallahu anha dikisahkan menerima hadiah dua karung penuh uang dirham yang berisi lebih dari 100 ribu dirham. Aisyah yang dikenal dengan sebutan Ummul Mukminin atau ibu orang-orang mukmin ini meminta beberapa nampan dan mengisinya dengan dirham-dirham itu.
Kemudian Aisyah membagi-bagikannya sampai sore hari hingga tidak tersisa satu dirham pun. Pada hari itu, Aisyah sedang berpuasa. Saat berbuka, Aisyah berkata kepada hamba sahayanya, "Hidangkanlah makanan untuk berbuka."
Hamba sahayanya menghidangkan sekerat roti dan minyak zaitun. Kemudian, hamba sahayanya berkata, "Alangkah baiknya seandainya kita menyisakan satu dirham untuk membeli daging, sehingga hari ini kita berbuka puasa dengan daging."
Aisyah berkata, "Mengapa baru kamu katakan sekarang? Jika waktu itu kamu mengingatkanku, tentu aku dapat memberimu." (dari Kitab Tadzkirah)
Dilansir dari Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Kisah-Kisah Sahabat mengungkap, banyak hadiah yang telah diterima oleh Aisyah. Di antaranya dari Muawiyyah Radhiyallahu anhu, Abdullah bin Zubair Radhiyallahu anhu, dan yang lainnya.
Karena pada masa itu, Kaum Muslimin banyak memperoleh kemenangan, sehingga di rumah para sahabat bertumpuk uang dinar bagaikan tumpukan biji-bijian. Meski demikian, kehidupan Aisyah sangat sederhana. Bahkan untuk berbuka puasa pun, Aisyah harus diingatkan pelayannya. Aisyah membagi-bagikan lebih dari 100 ribu dirham, dan tidak terpikirkan olehnya menyisakan dirham untuk membeli daging untuk berbuka puasa.
Pada zaman ini, kisah seperti itu sangatlah langka, bahkan kisah seperti itu diragukan kebenarannya. Padahal pada masa itu, kisah-kisah semacam itu merupakan kejadian yang biasa, dan dalam pandangan para sahabat Radhiyallahu anhu kejadian semacam itu bukanlah sesuatu yang menakjubkan. Kisah-kisah yang serupa dengan kisah di atas, sering dialami oleh Aisyah.