Jumat 09 Aug 2024 07:56 WIB

Waktu dari PKS untuk Anies Sudah Lewat, PDIP Bicara Skenario Calon Tunggal Pilkada Jakarta

Opsi bergabung dengan KIM sedang dibicarakan di internal pimpinan pusat PKS.

Rep: Bayu Adji Prihammanda, Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan sambutan saat menghadiri acara Silaturahmi Idul Adha bersama sejumlah elemen warga di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Foto:

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai, bila skenario calon tunggal di Pilkada Jakarta dapat terjadi, maka hal itu sudah termasuk "kebablasan" dalam konteks demokrasi. “Menurut saya, kalau ada skenario partai-partai untuk mendesain pilkada melawan kotak kosong, saya kira itu sudah kebablasan, dan itu tidak menunjukkan semangat untuk membangun demokrasi yang sehat,” kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes.

Arya menjelaskan bahwa esensi pilkada adalah kompetisi, sehingga bila Pilkada Jakarta tidak menyajikan kompetisi atau calon tunggal saja, maka tidak menunjukkan praktik demokrasi yang baik. Terlebih, lanjut dia, Pilkada Jakarta masih memungkinkan untuk menyajikan pertarungan gagasan untuk dua pasangan calon gubernur-wakil gubernur, bukan hanya satu pasangan saja dan melawan kotak kosong.

“Kalau kita lihat di Jakarta, sebenarnya potensinya terjadi head-to-head, dan head-to-head itu bisa terjadi kalau PKS, Nasdem, dan PKB, plus PDIP bisa solid,” jelasnya.

Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa bila salah satu atau dua partai dari empat itu ada yang memutuskan bergabung dengan koalisi lain, maka dua partai tersisa masih dapat mengusung pasangan calon di Pilkada Jakarta, kecuali koalisi Nasdem-PKB.