Jumat 09 Aug 2024 17:11 WIB

Rasulullah Pahlawan Kaum Perempuan

Nabi Muhammad melangkah lebih jauh dari sekadar memberi hak pernikahan perempuan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
lustrasi Rasulullah Muhammad SAW.
Foto: Republika/Mardiah
lustrasi Rasulullah Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, Di kalangan feminis barat,  masih terjadi perspektif jika seorang Muslimah adalah korban laki-laki dan masyarakat. Padahal, ajaran Islam menghargai wanita dan melindunginya dari menjadi komoditas yang bisa dijual dan dibeli. Hal tersebut terlihat dari bagaimana peran Nabi Muhammad SAW sebagai pahlawan hak-hak wanita di jazirah Arab.

Hatem Aly pada laman About Islam mengungkapkan, bagaimana peran Rasulullah membela hak-hak perempuan. Pada masa pra-Islam, orang Arab memiliki kebiasaan mengubur bayi perempuan hidup-hidup untuk menghilangkan “jumlah orang yang harus diberi makan.” Untuk melawan itu, Muhammad SAW berjanji bahwa siapapun yang mendisiplinkan putrinya dengan baik akan masuk surga.

Baca Juga

Pada saat itu, perempuan diperlakukan seperti budak atau properti. Persetujuan pribadi mereka tentang apapun dianggap tidak penting. Sehingga perempuan tidak pernah diperlakukan sebagai pihak dalam kontrak pernikahan.

Nabi Muhammad SAW melangkah lebih jauh dari sekadar memberi perempuan hak untuk menerima atau menolak pernikahan. Rasulullah SAW bahkan melarang untuk memaksa perempuan untuk menikah di luar keinginan mereka.

photo
Umat muslim mengunjungi Pemakaman Baqi, Kota Madinah, Sabtu (8/6/2024). Jamaah yang datang ke komplek pemakaman keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam tersebut diizinkan untuk berziarah dengan cara melintasi dan dilarang untuk berhenti. Di komplek Pemakaman Baqi dikebumikan sejumlah keluarga Rasulullah dan para sahabat. Di antaranya Sayyidah Aisyah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat mulia Utsman bin Affan. - (Karta/Republika)

Identitas Muslimah bahkan tetap terjaga setelah pernikahannya. Dia telah memberikan hak untuk tidak mengubah nama keluarganya menjadi nama suaminya setelah menikah. Di beberapa negara Muslim, perempuan dikenal dengan nama ayahnya, sebagai tanda identitas dirinya. Dia juga memiliki hak untuk meminta cerai, jika perlu dalam hukum Islam.

Memang, Nabi Muhammad SAW adalah orang pertama di semenanjung Arab yang memberikan hak pilih kepada perempuan, di saat mereka diperlakukan hanya untuk satu tujuan dan kemudian dibuang.

Peran Nabi Muhammad SAW untuk melindungi perempuan juga tampak saat dia menghormati dan menyayangi Aisyah sebagai istrinya. Dalam kata-kata Aisyah, tampak  betapa indahnya hubungan antara dia dan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW adalah suami yang penyayang. Aisyah berbicara tentang saat-saat dia menikmati makanan bersamanya. Dia menikmati makanannya hanya ketika dia duduk di sebelahnya. Mereka minum dari satu cangkir dan dia memperhatikan di mana dia meletakkan bibirnya sehingga dia bisa meletakkan bibirnya di area yang sama.

Aisyah juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memasukkan potongan makanan ke dalam mulutnya, dan dia (Aisyah) akan melakukan hal yang sama.

Aisyah dan Nabi Muhammad SAW akan menggunakan bahasa kode satu sama lain yang menunjukkan cinta mereka. Dia bertanya kepada Nabi SAW bagaimana dia menggambarkan cintanya padanya.

Nabi Muhammad SAW menjawab dan mengatakan, "Seperti simpul pengikat yang kuat." Semakin kuat kamu menarik, semakin kuat ikatannya. Seringkali Aisyah dengan bercanda bertanya, "Bagaimana simpulnya?" Nabi akan menjawab, “Sekuat hari pertama (kamu bertanya).”

Ketika dia ditanya, "Apa yang biasa dilakukan Nabi di rumahnya?” Dia menjawab, “Dia biasa membuat dirinya sibuk melayani keluarganya.”

Sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW, kata-kata terakhir Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya adalah, "Perlakukan wanita dengan kebaikan, perlakukan wanita dengan kebaikan! Takutlah akan Tuhan dalam hubungannya dengan mereka dan pastikan kamu menginginkan yang baik untuk mereka."

Ini adalah kata-katanya kepada publik yang terakhir tentang wanita. Untuk menanggapi arti dari ayat yang diwahyukan ini.

 "Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Ar-Rum: 21)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement