REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang berupaya melakukan kampanye melawan polio di Gaza setelah virus tersebut terdeteksi di sana. Akan tetapi, perang yang masih berlangsung menimbulkan berbagai rintangan dalam upaya mengatasi polio.
Meskipun tidak ada kasus klinis yang didiagnosis sejauh ini, polio terdeteksi dalam limbah di daerah Deir el-Balah dan Khan Younis di Gaza, demikian menurut spesialis polio WHO, Hamid Jafari. “Kita membutuhkan gencatan senjata, bahkan gencatan senjata sementara agar kampanye ini berhasil. Jika tidak, kita berisiko virus menyebar lebih jauh, termasuk melintasi perbatasan," kata direktur regional WHO, Hanan Balkhy, dilansir Al Jazeera pada Jumat (9/8/2024).
Pada tanggal 30 Juli, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan wilayah Palestina sebagai zona epidemi polio. Menurut lembaga tersebut, virus itu muncul akibat serangan militer Israel selama 10 bulan dan penghancuran fasilitas kesehatan.
Kementerian tersebut mengatakan jenis virus CPV2 terdeteksi dalam sampel air limbah yang diambil di wilayah Khan Younis di selatan Jalur Gaza, serta di daerah-daerah di Gaza tengah. Anak-anak di bawah lima tahun adalah kelompok paling berisiko terkena penyakit virus ini, terutama bayi di bawah dua tahun, karena kampanye vaksinasi normal telah terganggu oleh konflik.